Mengingat salah satu lemahnya pasukan militer Afghanistan dalam menghadapi Taliban adalah kaburnya panglima militernya ke luar negeri, kita jadi bangga punya panglima militer Jenderal Besar Soedirman dalam kondisi sulit, dengan hitung-hitungan strategi militer, angkatan perang Indonesia akan kalah, sang Jenderal tetap bertahan bahkan dalam kondisi kesehatan fisik yang terganggu ia tetap memimpin perang meski dalam keadaan ditandu dan bernafas hanya dengan satu paru-paru karena menderita tuberkulosis.
karena itulah, penghormatan kita kepada para pejuang terutama Jenderal Besar Soedirman, bukan penghormatan yang basa basi tanpa banyak lencana dan pangkat di seragamnya, dia bertaruh nyawa berbulan-bulan melancarkan serangan gerilya yang akhirnya membuat Belanda mau berunding dan mengakui kedaulatan Indonesia..
Soedirman Sosok yang sangat sederhana,hal itu terbentuk karena ia terdidik dari Seorang Pandu dan Seorang Guru Agama. Beliau makan seperti makanan anak buahnya, memimpin sholat baik ketika berada di Kota ataupun ketika sedang bergerilya.
Jenderal Soedirman menyelematkan kemerdekaan 17 Agustus 1945 dari Serangan Belanda dan Sekutunya. Tanpa Jenderal Soedirman Kemerdekaan Indonesia tinggal cerita.
Surga menjadi balasanmu Jenderal
Alfatihah ma’a shalawat untuk Almarhum Jenderal Soedirman. Terimakasih atas Jasa Besarnya.
Redaksi SBSINEWS
16 Agustus 2021