Oleh: Prof. DR. Muchtar B. Pakpahan, SH., MA.
1. Pengantar
Tanggal 6 s/d 8 Mei ada wacana pemerintah yang mau melonggarkan (relaksasi) penerapan PSBB, dengan mengijinkan transportasi publik untuk beroperasi. Banyak ahli dari berbagai rumpun keahlian menolak pengoperasian transportasi publik.
Dewan Pimpinan MUI membuat Pernyataan pada Jumat 8 Mei, yaitu Menolak dibukanya transportasi publik darat, laut dan udara untuk beroperasi. Harian Kompas Kompas, Sabtu 9 Mei menurunkan headline “Penerapan Protokol Kesehatan Krusial”. Pengoperasian Kembali sarana transportasi di tengah Pandemic Covid-19 mesti disertai penerapan ketat Protocol Kesehatan. Namun kebijakan itu dinilai tetap membingungkan masyarakat.
Lalu di berbagai stasiun TV diberitakan bahwa pada Sabtu 9 dan Minggu 10 Mei, jalan-jalan raya di Bekasi tidak lagi dijaga apparat (polisi, TNI, dishub dan Satpol PP). Oleh Walikota Bekasi memberikan penjelasan bahwa aparat kebingungan dengan kebijakan ini. Di Satu sisi dilarang mudik akan tetapi di sisi lain transportasi publik dibuka untuk beroperasi.
2.Melihat angka kasus covid-19.
Di sbsinews edisi 17 April, Saya menulis INDONESIA SUDAH DALAM BAHAYA PANDEMI CORONA. Di tulisan tersebut Saya ungkapkan kenaikan jumlah kasus setiap 5 hari: 21-26 Maret rata-rata 89 kasus, 26 Maret-31 Maret rata-rata 127, 31 Maret-5 April rata-rata 167, 5 April-10 April rata-rata 267, dan 10 April-15 April rata-rata 344. Per 15 April jumlah kasus sebanyak 5.136 dan per 16 April naik menjadi 5.516. Inti tulisan yaitu agar pemerintah fokus melawan Pandemic Covid-19, hentikan membahas Omnibus Law.
Kemudian sekarang Saya lanjutkan, dari 15 April hingga 10 Mei. Datanya adalah 15 – 20 April 347, 20 – 25 April 327, 25 – 30 April 270, 30 April – 5 Mei 384, dan 5 – 10 Mei 417. Kenaikan sekarang pertanggal 9 Mei sudah 533. Jumlah kasus-kasus per 10 hari adalah 26 Maret sejumlah 893, tanggal 5 April 2273, tanggal 15 April 5136, tanggal 25 April 8607, 5 Mei 12.071 dan tanggal 9 Mei 13.645. Kenaikan perhari sejak 2 Maret 2020 ditemukannya Kasus Covid-19 terus menaik dari puluhan, seratusan, dua ratusan, tiga ratusan, empat ratusan dan sekarang sedang menuju lima ratusan.
Angka di atas Saya sajikan juga dalam bentuk grafik angka setiap 5 hari seperti berikut.

Tetapi menurun sebentar tanggal 25 – 30, kemudian naik lagi 30 – 5 Mei dan 5 – 10 Mei. DKI Jakarta adalah provinsi yang signifikan konsisten menurun dua minggu ini. Tetapi umumnya wilayah lain menaik, misalnya Jawa Barat dan Jawa Timur sebaliknya, signifikan konsisten menaik.
3. Pesan kepada Pemerintah.
Dalam hal menghadapi Pandemik Corona ini, tugas konstitusional pemerintah adalah melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah, memajukan kesejahtraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam menghadapi Pandemi Corona ini, diharapkan pemerintah konsentrasi dan fokus menyelamatkan nyawa rakyat Indonesia. Diharapkan pemerintah menyatu (utuh/satu. red) kebijakannya, jangan memperlihatkan egoisme sektoral di hadapan rakyat yang sudah tegang karena Pandemic Corona ini.
Nomorsatukan untuk memikirkan keselamatan nyawa rakyat Indonesia, dari pada memikirkan penyelamatan ekonomi. Mohon pandangan ini yang kita sampaikan ke pemerintah dalam setiap kesempatan. Jangan melihat Amerika Serikat sebagai bandingan, tetapi saya usulkan Vietnam dapat dibuat menjadi contoh, yang mengalami hanya 268 kasus dan o yang meninggal.
Semoga pandemic dapat kita lawan, sehingga segera berlalu.
Prof. DR. Muchtar B. Pakpahan, SH., MA., Guru Besar UTA45 & Ketua Umum DPP (K)SBSI