“NURANI DI TENGAH KESERAKAHAN.
( Kisah lama balada seorang Anak Negeri )”.
Kiriman Perkasa Alam
Sophan Sophiaan
Anggota DPR .
Aktor terkenal.
Lahir :
Makassar, Sulawesi Selatan,
26 April 1944 .
Meninggal :
17 Mei 2008
( 64 th ).
Ayahnya, Manai Sophiaan, salah satu tokoh nasional.
Salah satu manuver terkenalnya adalah saat mengundurkan diri dari Dewan Perwakilan Rakyat pada awal tahun 2002.
————————————————-
Awal-awal kegelisahan Sophan….
Suatu pagi Sophan membuka laci meja kantornya, Ia mendapati selembar Cek Kontan sejumlah 60 juta rupiah.
Sophan menanyai satu persatu teman-teman di Gedung DPR itu, beberapa orang menjawab dg tersenyum :
” Sudah lah, terima saja…. “.
Beberapa lama kemudian, di seusai suatu rapat, seorang rekannya memasukkan amplop berisi uang 20 juta rupiah.
Lagi-lagi Ia dapat jawaban yg sama :
” Sudahlah, terima saja “.
Hari selanjutnya Ia menolak keras pemberian apapun, selain gajinya.
Dan perlahan teman2 nya mulai menjaga jarak dengannya.
Hari-hari berlalu Seorang Sophan Sophian sulit tidur, Ia gelisah selalu.
Ia selalu ingat pesan Sang Ayah :
” Bila kelak hidup mu sudah sukses, kau harus mengabdikan diri mu untuk Bangsa mu “.
Namun Ia bagai berada di alam yang gersang, tiada kesejukan, Ia tidak tahan dengan lingkungannya dan tidak mampu melihat apa yang berlangsung terjadi didepan matanya.
Ia memang telah menjadi orang yg sukses, seorang Aktor papan atas dan seorang Produser Film.
Malam-malam dikegalauan, Sang Istri menganjurkan untuk mengambil keputusan, terus atau berhenti, mengundurkan diri.
Sophan hanya aktif di DPR sekitar 1,5 tahun, resmi nya dua tahun Ia mengajukan pengunduran diri dg alasan kesehatan.
Cek kontan dan uang itu tetap utuh dilaci mejanya sampai hari terakhir Sophan mengundurkan diri.
Uang itu terbilang sangat kecil dibanding bila Ia mau ikut arus, ada ber-Milyar-miliyaran bila tangannya membuka, menerimanya.
Lalu Ia kembali aktif lagi di dunia film.
Ia kembali pada habitatnya, baginya tidak mungkin menjalani Hidup di Dua Muka,
yaitu KEMUNAFIKAN…!!!