Saya pernah ke China Guanzhou pada bulan Februari – Maret tahun 2015 dalam kegiatan Konfrensi Nelayan Dunia. Disana saya menyampaikan makalah seputar perubahan ekonomi politik maritime Indonesia.
Tema spesifik makalah saya adalah “One Belt One Road (Satu Pengaman Satu Jalan)”. Tema ini saya ambil karena Indonesia mencerminkan visi ini, bahkan pengembangan ekonomi infrastruktur maritime sebagai jalur Sutra Dunia. Konsep ini sebagai kesepakatan kerjasama antara Indonesia dan RRC.
Yang lucunya disana, saya dipaksakan memakai bahasa Inggris. Satu catatan saya, saya tidak mau. Bukan berarti tidak bisa bahasa Inggris. Tetapi, Nasionalisme saya lebih tinggi dari bahasa mereka (Inggris).
Bung Karno saja, disuatu masa pada saat memberikan pidatonya di Perserikatan Bangsa – Bangsa tidak pernah memakai bahasa Inggris, bahkan yang dipakai bahasa melayu (Indonesia). Ini yang menjadi nilai nasionalisme kita.
Rusdianto Samawa