Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) Korwil DIY membuat aksi protes dengan cara turun ke jalan. Aksi yang berlangsung dengan orasi dan pembagian sembako ke warga terdampak itu, diikuti ratusan orang dari berbagai buruh dan juga pekerja seni.
Ketua SBSI Korwil DIY, Dani Eko Wiyono mengatakan bahwa aksi ini adalah protes kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY yang tidak bisa mengambil kebijakan kreatif selain PPKM.
“Ini aksi pertama, sebelumnya kami sudah audiensi dengan pihak (anggota) dewan tapi tidak bisa memberhentikan PPKM,” ujar Dani di sela orasi di Titik Nol Kilometer Yogyakarta,Rabu (18/8/2021).
Selain itu, pihaknya juga mengkritisi DPRD yang tidak memberikan solusi untuk masyarakat.
“Saat ini banyak warga tertindas karena kondisi PPKM, tapi mereka diam saja. Apa kerjanya?,” tegas Dani.
Pihaknya menolak perpanjangan PPKM Level 4 yang tak kunjung berhenti. Pasalnya, masyarakat menjadi korban atas kebijakan yang tidak memiliki solusi sama sekali.
“Dengan tegas kami menolak PPKM. Sekarang lihat, banyak buruh terdampak, pekerja seni tidak bisa mendapat penghasilan. Apalagi driver ojek online,” ujar Dani.
Ia melanjutkan bahwa tiga sektor di Kota Jogja mulai mengalami guncangan ekonomi akibat PPKM yang selalu diterapkan. Menurut Dani tiga sektor itu antara lain, sektor pendidikan, pariwisata dan juga budaya. Namun perpanjangan PPKM menutup kran penghasilan para pekerja dan buruh di sektor tersebut.
Dari catatan SBSI Korwil DIY, sudah ribuan karyawan dirumahkan. Meski statusnya tidak di-PHK namun jelas membuat pekerja resah.
“Artinya buruh disuruh merasakan ketidakjelasan ini. Seharusnya pemerintah lebih kreatif lagi memberikan solusi,” ungkap Dani.
Pembagian sembako juga dilakukan SBSI siang itu. Terdapat lebih kurang 1.000 paket sembako yang dibagikan di sekitar Titik Nol Kilometer.
“Pembagian sembako ini adalah cara kami membantu sesama. Kami berusaha ikut meringankan beban rakyat yang terdampak PPKM,” jelas dia.