SBSINews – Menteri Hukum dan HAM Yasonna H Laoly menjelaskan kronologi pembebasan Siti Aisyah, warga negara Indonesia yang digugat sebagai tersangka pembunuh Kim Jong-nam, kakak tiri Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-un.
“Hari ini adik kita Siti Aisyah yang dituduh melakukan satu tindak pidana, dituduh membunuh Kim Jong-nam yang akibatnya harus melalui proses hukum di Malaysia dan pada hari ini genap dia dua tahun 23 hari mendekam di penjara Malaysia,” kata Yasonna saat konferensi pers bersama Siti Aisyah di Bandara Halim Perdanakusuma.
Yasonna mengatakan, atas perintah Presiden Joko Widodo, Jaksa Agung HM Prasetyo, dan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, semua pejabat diperintahkan berkoordinasi dengan pihak Malaysia untuk mencari cara membebaskan Siti Aisyah.
“Ini sudah berkomunikasi baik dengan pemerintahan sebelumnya di bawah pimpinan PM Najib (Razak) maupun dengan Tun Mahathir (Mohamad). Jadi ini suatu proses panjang yang dilakukan dalam rangka membantu saudari Aisyah dan memastikan kehadiran negara sesuai dengan nawacita,” ucapnya, dikutip Antara.
Ia juga mengungkapkan, Kementerian Hukum dan HAM juga telah menyurati Jaksa Agung Malaysia soal pembebasan Siti Aisyah tersebut. “Setelah diadakan perundingan, pendekatan yang baik, beberapa waktu lalu kami menyurati Pak Jaksa Agung. Bahkan Jaksa Agung kita pernah menyampaikan dan semuanya ikut berperan dalam surat kami. Kami minta kepada Jaksa Agung Malaysia membebaskan beliau,” tuturnya.
Dia menyebut terdapat tiga alasan meminta kepada Jaksa Agung Malaysia membebaskan Siti Aisyah. Pertama, terdakwa Siti Aisyah meyakini apa yang dilakukannya semata-mata bertujuan untuk kepentingan acara reality show sehingga dia tidak pernah memiliki niat untuk membunuh Kim Jong-nam.
Kedua, Siti Aisyah telah dikelabui dan tidak menyadari sama sekali bahwa dia sedang diperalat oleh pihak intelijen Korea Utara. Ketiga, Siti Aisyah sama sekali tidak mendapatkan keuntungan dari apa yang dilakukannya. (Sumber: Harian Nasional.Co)