Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan alasan pemerintah menyetop penyaluran bantuan langsung tunai (BLT) pekerja alias BLT subsidi gaji kepada pekerja bergaji di bawah Rp5 juta.
Pertama, mengurangi pengangguran. Pasalnya, jumlah pengangguran melonjak di masa pandemi covid-19.
Kedua, jika sektor produktif kembali menggeliat, masyarakat kembali mendapatkan penghasilan. Dengan begitu, daya beli mereka bisa kembali meningkat.
“Jadi sekarang beda dengan tahun lalu yang ada subsidi gaji. Tahun ini lebih ke sektor produktif,” ucap Airlangga dalam Rapat Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Tahun 2021 Hari ke-4, Selasa (9/3).
Kemudian, pemerintah juga fokus mendorong produksi UMKM. Hal ini sekaligus untuk mendongkrak penjualan produk buatan lokal.
“Sehingga bukan menaikkan konsumsi tapi juga pasokan UMKM itu sendri,” jelas Airlangga.
Sebelumnya, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kementerian Keuangan Kunta Wibawa Dasa Nugraha mengatakan pemerintah fokus menyalurkan bantuan untuk 40 persen masyarakat kelas menengah ke bawah di masa pandemi covid-19 pada 2021. Ini menjadi alasan pemerintah berhenti menyalurkan BLT pekerja bergaji di bawah Rp5 juta.
Menurut Kunta, target BLT subsidi gaji ini mereka yang memiliki penghasilan kurang dari Rp5 juta per bulan dan terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sebagian besar adalah kelompok menengah.
“Meskipun ada juga yang masuk dalam bottom 40 persen, yang kelompok bottom 40 persen saat ini mendapatkan perlindungan sosial seperti 2020,” kata Kunta.
Bantuan perlindungan sosial yang diberikan untuk 40 persen masyarakat kelas menengah ke bawah, antara lain program keluarga harapan (PKH), kartu sembako, bantuan sosial tunai (BST), dan bantuan langsung tunai (BLT) dana desa.
Sebagai informasi, Kementerian Ketenagakerjaan menyalurkan BLT pekerja sebesar Rp29,41 triliun per 31 Desember 2020. Angka itu setara 98,81 persen dari target yang sebesar Rp29,76 triliun.
Penyaluran BLT pekerja dilakukan dalam dua termin. Pada termin pertama, dana tersalurkan Rp14,71 triliun dan diberikan kepada 12,26 juta orang. Lalu, dana yang digelontorkan pada termin kedua sebesar Rp12,69 triliun dan diberikan kepada 12,24 juta orang.
SUMBER : CNNINDONESIA.COM