Tahun 1970-an sampai tahun 2000-an, hadir aktivis HMI Nurcholish Madjid (Cak Nur) sekaligus menjadi tokoh pembaharuan pemikiran Islam dalam konsep bermasyarakat, berbangsa dan bernegara (terinspirasi dari pemikiran M.Iqbal dan Fazlur Rahman), beliau menggagas pemikiran keislaman-keindonesian-kemoderenan (dialektika nilai-nilai universal, nilai-nilai budaya Nusantara dan nilai-nilai kemoderanan).
Kondisi saat itu mirip-mirip saat ini, menguatnya fundamentalisme/radikalisme karena pengaruh faham eksklusifisme dan eksisnya wacana formalisasi syari’at Islam dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa serta menguatnya arus politik aliran.
Politik indentitas sangat menghambat laju pluralisme yang sedang dibutuhkan bangsa Indonesia dalam menghadapi banyak keanekaragaman budaya dan agama maupun di kancah global guna membangun komitmen bersama sebagai satu bangsa.
Ijtihad politik Cak Nur menyentuh dimensi teologis, dengan mengembangkan teologi inklusif sebagai syarat menciptakan kerukunan beragama dalam konteks Indonesia yang pluralistik.
Tokoh yang menginspirasi Tokoh – Tokoh sebesar KH Abdurrahman Wahid untuk kemudian menjadi Tokoh yang Sefaham dengan Almarhum Cak Nur dalam mempertahankan dan merajut pluralisme yang telah menghadirkan pemikiran segar didalam berislam dan berindonesia.
Mengenang Almarhum Cak Nur kita mulai dengan membacaAl-fatehah dan Shalawat.
(ANFPPM)