Oleh : Andi Naja FP Paraga
Hari-hari Bulan Suci Ramadhan 1440 Hijriah- 2019 Masehi sudah memasuki Tahapan 10 Hari Terakhir.
Alhamdulillah 20 hari sudah kita lewati dengan penuh Keimanan dan Perjuangan untuk konsisten berpuasa menahan diri dari keinginan jasmani dan syahwat pada siang hari dan memperkaya ibadah pada malam hari.
Muslim yg diinginkan oleh Ramadhan sesungguhnya adalah siang hari bagaikan singa didalam memperjuangkan ideologi dan cita-citanya Namun pada Malam hari tekun beribadah seperti tekunnya para Malaikat beribadah.
10 hari terakhir berikut 10 malamnya sesungguhnya bagi Muslim yang mengejar kwalitas imam dan taqwa tentu semakin memicu dan memacu dirinya untuk lebih baik dari 20 hari sebelumnya.
Sekelompok Muslim yang masih berkutat pada Prinsip duniawi justru berfikir bagaimana memperoleh sebanyak-banyak penghasilan demi menghadirkan lebaran yang serba mewah.
Bagi pengusaha mungkin saja sedang berjuang bagaimana memperoleh penghasilan sebesar – besarnya, bagi pekerja pun demikian bagaimana mendapatkan penghasilan tambahan agar bisa memenuhi kebutuhan lebaran baik kebutuhan life style hingga kebutuhan membayar zakat fitrah.
Tentu dedikasi seperti ini tidak salah, akan tetapi jika ditinjau dari sisi ukhrawi – spritual Ramadhan memang tidak mengena dan justru menjauh dari essensi dan substansi Ramadhan itu sendiri.
Ramadhan adalah bulan umat yang disediakan untuk memperbaiki raihan atau capaian keimanan seseorang. Bulan ini sejatinya bagi pendosa menjadi momentum untuk menghapuskan semua kesalahan dan dosanya dengan sebanyak – banyaknya memohon maaf kepada siapa ia pernah melakukan kesalahan dan memohon ampunan atas semua dosa-dosa yang dilakukannya baik disengaja ataupun tidak disengaja. Artinya bagi pendosa inilah saatnya menebus semua dosa – dosanya.
Bagi Muslim yang naik, Bulan Ramadhan adalah bulan terbaik untuk melipatgandakan kebaikannya.
Muslim yang baik tidak merasa cukup dengan kebaikan yang sudah lalu dan kebaikannya saat ini. Ia terus berfikir untuk terus lebih baik. Dahulu mungkin ilmu agamanya kurang inilah saatnya dicukupkan.
Dulu ilmu agamanya sedang – sedang saja inilah saatnya dilengkapi,dulu ilmu agamanya sudah cukup inilah saatnya disempurnakan. Begitu terus menerus sampai akhir hayatnya senantiasa memiliki tekad untuk membuat imannya lebih baik.
10 akhir Ramadhan tentu hari – hari yang sangat berat, ibarat sebuah perlombaan sudah mulai terlihat garis finishnya. Persoalannya bisakah kita sampai pada garis finish itu. Andai tidak sampai bagaimana. Bisa jadi kita tidak sampai karena banyaknya godaan. Bisa saja kita tidak sampai karena Sakit atau meninggal dunia. Tetapi mari kita sama – sama meyakini bahwa kita masih diberi umur untuk sampai kepada garis finish dengan kesehatan yang ada, tapi masalahnya siapkah kita menghalau semua godaannya.
Ibarat pertapaan yang panjang 10 hari terakhir ini tentu hari hari terberat karena kita wajib mempertahan nilai – nilai yang sudah dikumpulkan sejak hari pertama hingga hari ke – 20. Berat bukan. Tetapi tetaplah fokus, konsentrasi dan khusyuk tawaddhu karena Allah Subhanahu Wata’Ala pasti akan membantu orang – orang yang memiliki tekad kuat untuk sampai kepada garis finish.
Kini saatnya mengencangkan ikat pinggang, perbaiki pakaian kita dan senantiasa menutup aurat dengan sempurna. Perkuat kembali tekad dan niat yang sudah dipertegas diawal Ramadhan.
Bersiaplah lapar dan haus lebih panjang, kendalikan nafsu khewani yang ada, batasi diri dari yang halal, jauhkan diri dari yang mubah, makruh dan yang haram.
Mari memperkuat diri menunaikan semua kewajiban baik Sholat Fardhu dan Sholat Sunnat, perbanyak sedekah dan keluarkan Zakat Fitrah (diri) dan Zakat Mal (harta).
Datangi kaum fakir, miskin dan yatim piatu diam – fiam dan sedekahkan harta kita. Begitu terus dan terus hingga garis finish.
Mari kawal capaian demi capaian kita selama satu bulan ini karena suatu hari nanti kita akan bergembira mengumandang takbir, tahmid dan tahlil sebagai proklamasi bahwa kita telah berhasil belajar mengendalikan diri. Tentu Target Terakhir dari kita bukan ambisi duniawiyah karena yang kita rindukan adalah keridhoaan Allah Subhanahu wata’Ala. Selamat Berjihad yang sesungguhnya.