Oleh: Andi Naja FP Paraga
Pengantar
Sukarno atau Achmad Soekarno lahir pada tanggal 6 Juni 1901 dan Wafat pada 21 Juni 1970. Dengan demikian Usia Sang Proklamator 71 tahun. Usia yang cukup untuk kesempurnaan diri sebelum berpulang keharibaan Tuhan. Berarti hanya lima tahun setelah diturunkan berdasarkan Keputusan MPR Sementara yang dipimpin AH. Nasution.
Kita kerap mengabaikan ulang tahun seorang tokoh besar sebesar Bung Karno yang menghabiskan usianya untuk merintis, memperjuangkan, memproklamirkan bahkan mempertahankan Republik Indonesia. Walaupun hampir setiap saat diselenggarakan HUT Republik Indonesia nama Sukarno selalu disebut namun berbeda ketika kita memperingati khusus ulang tahun sosok besar ini.
Di Rusia dan beberapa negara Eropa Timur selalu memperingati hari lahir tokoh bangsanya. Begitupula di Iran dan beberapa Negara di Asia Barat lainnya.
Manfaat Memperingati Kelahiran Tokoh Besar
Pada aspek keagamaan memperingati hari lahir tokoh utama dari sebuah agama merupakan salah satu cara mengulang kembali pengetahuan keagamaan dan menyambungkan hubungan spritual dan emosional umat beragama dengan tokoh utamanya.
Kita kenal Peringatan Natal dan Peringatan Maulid dimaksudkan untuk mengenang kembali kelahiran dan peran besar tokoh utama pada dua agama besar yaitu Kristen dan Islam.
Membaca kembali sejarah perjalanan hidup mereka termasuk diantaranya mempelajari pola-pola yang dipilihnya, menjawab persoalan yang muncul dizamannya dan menjadi jawaban kita dimasa kini dan sesudahnya ketika menghadapi permasalahan yang sama.
Sejarah Bung Karno Penting untuk Bangsa
Kita pernah kehilangan Sejarah tentang Bung Karno baik diruang kelas, ruang kuliah, ruang diskusi, ruang seminar hingga pada ruang publik selama era Orde Baru. Bahkan menemukan satu buku tentang presiden pertama ini sulit ditemukan di perpustakaan-perpustakaan.
Seorang teman bercerita bahwa ia justru mendapatkan buku tentang Soekarno pada seorang pedagang buku di Kaki Lima dan karena memiliki buku tersebut ia berhadapan dengan aparat negara. Itulah mengapa generasi era 80-an hingga generasi 2000-an kehilangan banyak rekam jejak Bung Karno.
Sejarah Bung Karno sangat dibutuhkan oleh Bangsa Indonesia hingga kapanpun. Sosok Bung Karno merupakan sosok sempurna bagi Bangsa Indonesia karena hidup Bung Karno dipenuhi perjuangan merintis, memperjuangkan, memproklamasikan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
Bangsa yang Besar adalah bangsa yang memahami jejak rekam perjuangan para pendiri bangsanya dan melanjutkan heroisme mereka. Bangsa ini membutuhkan tauladan besar menghadapi Kolonialisme dan Imperialisme dan itu ada pada Sejarah Perjuangan Bung Karno
Bangsa Indonesia membutuhkan tauladan menghadapi separatisme atas nama agama, kesukuan, kewilayahan bahkan atas nama ideologi transnasional dimasa kini dan masa yang akan datang, dan tauladan itu ada pada diri Bung Karno. Bangsa ini juga membutuhkan tauladan menghadapi berbagai bentuk tekanan internasional bahkan kerap dilakukan oleh lembaga internasional dan tauladannya ada pada sosok Bung Karno yang pernah menyatakan Indonesia keluar dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, berani membangun poros baru dunia yang dikenal dengan Poros Asia-Afrika dan Gerakan Negara-Negara Nonblok.
Bulan Juni Bulan Sukarno
Pasca Reformasi muncul gagasan besar menjadikan Bulan Juni sebagai Bulan Sukarno yang diikuti dengan menggelar berbagai acara dan kegiatan terutama di kota-kota besar. Di Jakarta terdapat beberapa tempat digelar diskusi dan seminar tentang Bung Karno yang dilengkapi dengan penjualan foto-foto berukuran besar Bung Karno pada momen-momen penting saat beliau memimpin Indonesia.
Sayangnya ide cemerlang ini belum muncul pada didaerah-daerah lain diluar Jakarta. Namun merintis Bulan Sukarno adalah gagasan yang cemerlang dan harus terus diadakan. Perlu juga digelar Pameran Buku tentang Sukarno di setiap daerah kabupaten/kota dan buku buku tersebut dapat dibeli dengan harga yang terjangkau terutama oleh kalangan siswa dan mahasiswa.
Perlombaan pemahaman tentang sejarah perjuangan Sang Proklamator lewat Acara Cerdas Cermat dan Cerdas Tangkas sangat perlu dilakukan secara berjenjang dan memberikan apresiasi kepada peserta dan Para pemenang lomba. Artinya menjadikan Bulan Juni sebagai Bulan Sukarno menjadi tekad untuk mencerahkan bangsa dan memberikan bekal kepada generasi muda dan generasi mendatang Bangsa Indonesia tentang Bapak Bangsa.
Kesimpulan/Penutup
Menghadirkan nasionalisme suatu bangsa termasuk Bangsa Indonesia adalah pekerjaan rumah (PR) setiap rezim. Lembaga-lembaga negara harus membuat program kontinyu dan mampu menggerakkan lembaga non negara/non pemerintah melakukan hak yang sama.
Ratusan universitas di Indonesia sangat bisa mengambil bagian dalam program ini. (060620)