MEDAN, SBSINews.id – Keluarga keturunan Raja Uluan Pakpahan adakan prosesi Panaekhon Saring-saring atau yang lebih dikenal dengan memindahkan tulang belulang orang tua, Rabu (7/3/2018).
Kepada SBSINews.id Muchtar Pakpahan menginformasikan bahwa acara tersebut dihadiri 200 orang.
“Ada enam orang tulang belulang yang dipindahkan dari Labuhan batu, Rokan Hilir dan Samosir. prosesi tersebut berlangsung di Desa Pakpahan, Kecamatan Onanrunggu, Kabupaten Samosir,” katanya.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa yang hadir adalah keturunan Raja Uluan Pakpahan, Pakpahan sekampung, tulang (marga ibu yang dipindahkan bila ia laki-laki) marga Sibarani dan Sinaga dan marga hula-hula (semarga dengan yang dipindahkan bila ia perempuan).
“Tiga makna pemindahan tersebut adalah, untuk menghormati orang tua seperti Jahudi seperti masa Yusuf tulang belulangnya dibawa dari Mesir,. Kedua, menjadi sarana bersatu membangun dan memperkuat solidaritas dan yang ketiga, sebagai sarana berdoa bersama meminta berbagai berkat dari Tuhan.,” ujar pria yang juga Guru Besar Ilmu Hukum dan Perburuhan universitas kristen indonesia tersebut.
Acara dimulai dari pukul 08.00 Wib dan berakhir jam 17.00 Wib. Tulang belulang setelah dipindahkan dari peti mayat ke kontak tulang-tulang dan seterusnya akan disimpan di batu napir tambak atau bangunan khusus untuk penyimpanan tulang-tulang.(ist)