Mungkin satu-satunya cara untuk melawan dengan perlawanan yang setara terhadap partai politik yang sudah ada, sebut saja partai politik konvensional, adalah dengan membangun partai politik alternatif.
Partai politik alternatif juga tidak harus ikut pemilihan umum ketika kekecewaan terhadap proses politik untuk membentuk pemerintahan tersebut tidak bisa dibendung lagi.
Setidaknya energi untuk tidak memilih dalam pemilu yang selama ini diakomodasi dengan menjadi golongan putih, bisa berubah menjadi golongan hitam atau apapun namanya karena disalurkan ke dalam perlawanan lanjutan yang dikelola ke dalam partai politik alternatif.
Penyaluran energi tersebut berbentuk pendidikan politik yang lebih baik dan lebih benar sesuai keyakinan kepada semua orang dan setiap anggota partai politik alternatif sehingga menjadi partai berbasis kader, bukan lagi berbasis massa tapi mengambang kesadarannya.
Massa mengambang selama ini juga menjadi target sasaran partai politik konvensional untuk dipengaruhi dengan tawaran jangka pendek pemenuhan kepentingan sehingga akhirnya mereka pun menjadi pemilih juga alias gagal golput, dan diklaim sebagai konstituen partai konvensional peserta pemilu yang tak dikehendaki.
Dengan demikian, partai politik alternatif berlipat ganda fungsinya: perlawanan setara terhadap partai politik konvensional, akomodasi kehendak menjadi golput, sekaligus wahana pendidikan politik yang baik dan benar.
Ketika partai politik alternatif tidak ikut pemilu maka tidak perlu memikirkan biaya operasional untuk kontestasi yang mungkin belum bahkan tidak perlu dimenangkan.
Biaya itu, jika ada, bisa dialihkan untuk membangun kemandirian produksi secara ekonomi para kadernya. Bisa juga dialihkan untuk pendidikan kader politik masa depan yang lebih menjanjikan dan mencerahkan.
Kedua pengalihan biaya politik tersebut akhirnya justru lebih berguna karena dialokasikan untuk membangun kekuatan riil kader secara ekonomi dan ideologi.
Dalam jangka panjang, aktivitas politik sedemikian akan menjadi budaya politik yang lebih baik dan sepadan dengan tahun-tahun yang kita lewatkan dari pemilu ke pemilu di mana pilihan menjadi golput terus dilakukan.
Bagaimana mengelola partai politik alternatif tersebut menjadi mungkin dan rasional dilakukan?
Mungkin satu-satunya kelembagaan yang diakui oleh banyak orang saat ini yang mampu menjadi entitas sosial, ekonomi, budaya, dan politik adalah koperasi.
Dengan demikian, berkoperasi dan berpartai politik plus pendidikan kritis bukanlah aksi-aksi yang harus selalu dipisahkan.
Ketiganya menjadi aksi massa berkelindan yang akan menciptakan kader-kader masa depan untuk perpolitikan sebagai wadah kepemimpinan dan kehidupan sosial sehari-hari yang lebih bermartabat.
Terutama untuk melakukan perlawanan yang setara terhadap imperialisme kapitalis global yang sudah saatnya ditumbangkan karena gagal mengelola kehidupan bersama di dunia, dan semakin nyata ketika pandemi Covid 19 saat ini.
Karena pandemi yang lebih berbahaya dari Covid 19 adalah justru pandemi kapitalisme global berabad lamanya yang menenggelamkan martabat manusia di berbagai penjuru dunia.
Terima kasih kepada banyak pihak atas berbagai Informasi pentingnya selama ini! Sekecil apapun perlawanannya kita melawan Neocolim Global, bisa dengan cara memberikan edukasi dalam berbagai hal yang membuka wawasan masyarakatnya kita.
Andi Naja FP Paraga
Pemred SBSINEWS