Oleh: Pdt.Dr. Phill Erari
Kesalahan saya yang besar ialah karena saya mencintai orang Papua. Itu kata Acub Zainal, ketika ia dicopot dari jabatannya sebagai gubernur oleh Suharto.
Ada dua orang pejabat Negara yang berhasil memenangkan hati dan pikiran orang Papua.
Pertama Gubernur Acub Zainal, seorang Jenderal TNI Ia berhasil membangun Kantor Gubenur dengan biaya yang minim, termasuk perumahan pemda dan Stadion Mandala. Ia memajukan Pesipura. Ketika dicopot Suharto, puluhan ribu rakyat melepaskannya di Airport Sentani dengan air mata. Ia telah berhasil memenangkan hati dan pikiran orang Papua. Ia tidak pernah melihat orang Papua itu Separatis, kendati ia tahu bahwa mereka bicara tentang Merdeka.
Tokoh kedua adalah Gus Dur, seorang Ulama besar NU
Gus Dur lah yang kembalikan nama Papua karena itulah nama aslinya. Ibarat kucing, yang disebut tikus. Gus Dur juga memberi amanat untuk bendera Papua berkibar di samping Merah Putih sebagai bendera daerah. Asal ukurannya kecil dan jika berkibar 10 cm di bawah Merah Putih.
Gus Dur sangat mencintai orang Papua. Termasuk mereka yang berjuang seperti Theys Eluai. Ia memberi 1 Milyard Rupiah untuk Kongres Rakyat Papua 2.
Acub Zainal dan Gus Dur berhasil memenangkan hati dan pikiran orang Papua.
Hanya inilah Kuncinya jika Papua mau tetap menjadi bagian dari Indonesia.
Karena secara kultural, Papua menjadi bagian Indonesia, ibarat kawin paksa. Dan selama puluhan tahun rakyat. Papua dibunuh, dibantai, diperkosa, diambil sumber daya alamnya dan membiarkan rakyat miskin dan menderita.
Papua hanya dicintai sumber daya alamnya.
Kepada semua pejabat sipil militer, Indonesia, belajarlah dari apa yang telah ditinggalkan kedua tokoh ini.
Ketika 19 rakyat sipil non Papua ditembak, satu Indonesia berteriak dan mengutuk . Tapi ketika ribuan rakyat sipil dibantai di Wamena tahun 1977, di Biak ratusan rakyat dibunuh, wanita diperkosa diatas kapal perang dan puting payudaranya di potong lalu dibuang di laut, apakah rakyat di Indonesia juga berteriak ?
Dari Nduga, dikabarkan 4 warga gereja, salah satunya seorang Penatua ditembak aparat karena miskomunikasi karna soal bahasa, siapakah yang bersuara?
Jika Acub Zainal dan Gus Dur masih hidup, pasti mereka akan geleng kepala, dan berkata kepada Jokowi, Papua memang butuh jalan lintas Papua, tetapi mereka lebih butuh dikasihi. Jangan bunuh mereka.
Hanya itulah cara untuk memenangkan HATI dan PIKIRAN orang Papua.