SBSINews – Kerusuhan demonstrasi yang terjadi di Iran mengakibatkan 731 bank, 70 stasiun pengisian bensin umum (SPBU) dan 140 kantor pemerintahan dibakar massa yang mengamuk.
Abdolreza Rahmai Fazli, Menteri Dalam Negeri mengatakan aksi massa kali ini merupakan kelanjutan protes kenaikan harga BBM. Selain fasilitas umum di atas, lebih dari 50 bangunan milik aparat keamanan tak luput jadi sasaran amuk massa.
Dirilis dari keterangan resmi kantor berita IRNA, Rahmani mengatakan sekitar 200 ribu orang terlibat dalam kerusuhan yang pecah sejak 15 November 2019 lalu.
Pemberitaan sebelumnya, Amnesti Internasional yang bermarkas di London pada Senin (25/11/2019) melaporkan telah mencatat 143 pengunjuk rasa tewas dalam aksi protes. Selain itu, ribuan orang juga telah diamankan aparat dan kini hingga kini nasibnya tidak jelas.
Center of Human Right Iran, kelompok advokasi yang berbasis di New York melaporkan demonstran yang diamankan kepolisian kemungkinan mencapai 4.000.
Sementara itu, pemerintah Iran mengklaim jumlah korban tewas hanya segelintir, termasuk dari aparat keamanan dan lebih dari seribu orang telah ditangkap.
Untuk diketahui, aksi protes massa muncul saat sanksi Amerika Serikat mulai diberlakukan tahun ini, sehingga Iran terpaksa memangkas hampir seluruh ekspor minyak hingga memicu protes terhadap pemerintah.
Kerusuhan selalu merugikan masyarakat, lantas apa tidak ada solusi pemerintah? Btw, ini sanksi AS dimana-mana ya, doyan amat. (Watyutink.com/Jacob Ereste)