JAKARTA SBSINews – Seminar IT untuk anak digelar oleh Gerja HKBP Diaspors Tanah Tinggi, Johar Baru Jakarta Pusat dengan Pembicara Tunggal Mr Ang Wie Hay seorang Pakar IT berkebangsaan Singapore.

Mr Ang Wie Hay pernah mengenyam pendidikan SD, SMP dan SLTA di Surabaya, Jawa Timur dan melanjutkan pendidikannya di S1 dan S2 IT di Jepang. Selain sebagai Ahli IT, Mr Ang Wie Hay juga sebagai Teolog.

Selain mampu menyampaikan sisi positif dan negatif dari IT, Dia mampu membuat kontent – kontent IT.

“Sesungguhnya sisi positif IT itu sangat luar biasa, dengan bermodalkan smartphone saja seseorang bisa memperoleh banyak ilmu pengetahuan, smartphone bersama Geogle mampu memberikan kepuasan sesuai selera orang yang sedang memainkan IT,” jelas Mr Ang Wie Hay.

Tentu ditangan orang dewasa penggunaan IT banyak memberikan manfaat postif.

” Tentu pada orang dewasa kesadaran menggunakan IT untuk hal – hal positif sudah cukup tinggi, persoalannya adalah ketika IT berada ditangan anak – anak tentu manfaat IT menjadi berbeda, faktanya adalah IT menyodorkan aplikasi games yang disukai mereka dan menjadi penyebab berkurangnya perhatian anak – anak pada persoalan Agama,” tegas Mr Ang Wie Hay.

Menutur Mr Ang kecepatan IT sampai kepada kita seperti kecepatan Gelombang Tsunami dengan kecepatan 300 KM per jam.

Potensi tersebut diatas mampu mengalahkan kecepatan informasi yang diperoleh anak – anak dari orang tuanya dan Guru – guru mereka di Sekolah.

Maka ketika anak-anak telah memiliki smartphone dan menggunakannya dengan waktu tak terbatas, outomatis isi otak kirinya adalah seluruh berisi games – games yang dia konsumsi.

Celakanya jika ia sudah mengenal konten pornografi pada usia yang sangat dini dan ia bisa menikmati lebih dari satu konten setiap hari tentu persoalan ini bukan lagi masalah sederhana.

“Para orang tua di Jepang dan Korea sangat kewalahan dengan kehadiran industri yang mereka ciptakan sendiri yang sangat mempengaruhi perkembangan jiwa anak – anak mereka, ” jelas Mr Ang.

Tidak sedikit dari mereka sudah mulai menyebut IT itu seperti Iblis yang sangat menguasai kejiwaan anak – anak.

“Sangat banyak Kasus anak melawan orang tuanya ketika Gadgetnya diambil dari tangannya saat mereka menikmati permainan aplikasi yang disukainya, bahkan banyak yang mempersonifikasikan dirinya seperti tokoh – tokoh jahat yang ia tonton dengan menjalankan pesan “Siapapun yang menganggu kesenanganmu hancurkan” Akibatnya anak – anak di Korea dan Jepang melawan orang tuanya,” tegas Mr Ang.

Namun Masyarakat Jepang dan Korea sudah mulai menyadari bahwa satu – satunya cara mengimbangi dampak negatif IT terhadap-anak mereka adalah memasukkan pesan-pesan agama tanpa henti setiap saat, setiap hari. Dengan demikian maka pesan-pesan keagamaan tersebut akan mendominasi otak kiri mereka sehingga pengaruh negatif IT bisa berangsur – angsur resesif atau menghilang.

“Kenalkan anak-anak pada Tuhan dan Gereja secara kontinyu, ” ujar Mr Ang.

Beliau juga mengkhawatirkan fenomena berkurang secara drastis kunjungan ke Gereja dari Kalangan anak-anak di Korea, fenomena ini juga akan terjadi di Indonesia jika hal ini tidak segera diantisipasi dari sekarang.

Selain Pendeta Romeo Pemimping Gereja HKBP Diaspora Tanah Tinggi pun turut berpesan agar semua Jemaat dapat mengambil pelajaran dari seminar tersebut, bahkan ia menghimbau kepada jemaatnya untuk mendampingi putra – putri mereka saat memegang Gadget.

“Kita harus selalu mendampingi anak-anak kita agar dapat menjukan games – games yang bisa dinikmatinya yang sekaligus mendidik mereka, jika dibiarkan tanpa pendampingan maka kita sendiri yang akan merasakan akibatnya,” tegas Pendeta Romeo.

Acara seminar tersebut dinikmati dengan penuh antusias oleh peserta. Bahkan banyak yang turut mengajukan tanggapan dan pertanyaan.

Dialog interaktif pun berlangsung sekitar satu jam hingga berakhir. (ANFPP)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here