Dua kata yang sebenarnya adalah satu paket yang takkan terpisahkan,ibarat dua sisi mata uang yang bila salah satunya hilang maka hilanglah nilai bagi mata uang tersebut.
Saya bingung dengan ucapan salah satu pendiri sekaligus ketum ormas yang mengatakan “yang beramal ma’ruf sudah banyak,namun yang nahi Munkar belum ada”.inilah ide awal tercetusnya berdirinya ormas yang dilarang oleh pemerintah dan mendapat kecaman dari ormas-ormas moderat.
Sebenarnya sederhana saja,karena apabila kita berbuat baik maka imbasnya adalah mencegah keburukan,ini otomatis.
Namun bila berbuat sesuatu hal yang merugikan orang lain tanpa pertimbangan yang matang dari semua sisi kebaikan jelaslah belum bisa dikatakan itu perbuatan amar ma’ruf.bosa jadi malah akan melahirkan kemunkaran bagi pelaku dan yang dipersekusi.
Nahi Munkar harus dengan amar ma’ruf,begitupun sebaliknya.keduanya harus mendatangkan manfaat bagi sipelaku maupun yang dimaksud.nahi Munkar bukan klaim menurut emosinya saja,sesuai selera dan pendapatnya saja,tanpa memperhatikan perasaan orang lain tanpa kajian yang mendalam akan tindakan tersebut.
Agama itu bukan selera,bila beragama maka sepenuhnya dituntut untuk mengikuti dan terikat semua konsekuensinya,ini wajib.
Bila ingin mencontoh Nabi,maka ikuti sepenuhnya.logikanya,perwujudan Al-Qur’an adalah Nabi saw.
Bukankah tidak boleh menolak Alqur’an walaupun satu ayat,karena menolak satu ayat berarti menolak Alqur’an secara keseluruhan.bila kita mencintai Nabi maka ikuti sepenuhnya karena ketidak setujuan terhadap satu akhlaq Nabi saja merupakan penolakan keseluruhan ajaran beliau.
Nabi tidak berang karena diludahi,dicaci,dihina,dilempari hingga berdarah-darah.bahkan nabi menjenguk pelaku ketika sakit.sebuah akhlaq agung dan cara yang sangat indah dalam bersyiar.
Kasus AA dianggap menghina agama oleh sekelompok klaimer yang merasa dirugikan,padahal AA menyerang idealisme personal bukan Islam itu sendiri.namun dibalas dengan cara iblis dengan alasan nahi munkar dan mengklaim bela islam.tindakan yang sangat memalukan,bahkan menghina agama itu sendiri.
Namun bila alasan idealisme politik antara kardun vs cebong tanpa membawa nama agama,maka kesucian nama agama ini akan terlindungi.
Saya bukan bermaksud membela AA ataupun rezim saat ini,karena jujur bukan sesuatu yang prioritas dalam hidup saya,dan bila diperjuangkan pun,dan apa hasilnya?
Yang lebih saya soroti adalah,bagaimana agama ini dinilai oleh pihak lawan,mereka tertawa dan mendapat keuntungan.sebab bila melihat oknum yang merasa membela agama,justru menjatuhkan martabat agama ini kedalam lumpur kotor,sehingga agama ini begitu ditakuti dan dianggap menjijikkan,murahan oleh lawan.padahal bukan agama yang salah namun oknum pengklaim “saya paling benar” yang mengotori.
Amar ma’ruf nahi Munkar membawa pada Akhlaqul Karimah bagi rahmatalill’alamin.
Bukankah begitu tujuan Baginda Nabi Muhammad Saw diutus.
Beramar ma’ruf nahi Munkar harus totalitas,yang meninggalkan salah satunya adalah kejahatan yang tak bisa disebut kebaikan dan kebajikan.
Penulis
Rr Siregar.