SBSINews – Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Ibu Negara Iriana bertolak menuju Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (4/7/2019) pagi. Jokowi bertolak ke Sulut pukul 07.30 WIB dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur menumpangi Pesawat Kepresidenan Indonesia-1.
Selama kunjungan, Jokowi diagendakan meninjau infrastruktur yang menjadi pendukung pariwisata di provinsi tersebut.
Setibanya di Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi, Kota Manado, pukul 11.40 Wita, sejumlah agenda kunjungan kerja telah menanti Presiden dan Ibu Negara.
Mulai dari meninjau rencana perluasan Bandar Udara Internasional Sam Ratulangi hingga rencana pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Pulisan, Likupang, Kabupaten Minahasa Utara.
Selain itu, mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga akan menyerahkan sertifikat hak atas tanah untuk warga di Kota Manado.
Jokowi dan Iriana direncanakan berada di Sulut selama dua hari. Keduanya akan bermalam di Kota Manado untuk melanjutkan kegiatan kunjungan kerja keesokan harinya.
Dalam kunjungan kali ini, Jokowi didampingi Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, serta Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil.
Ada pula Sekretaris Militer Presiden Marsdya TNI Trisno Hendradi, Staf Khusus Presiden Johan Budi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Jumlah Wisman Meningkat
Dikutip dari siaran pers Kementerian Pariwisata, Provinsi Sulut dinobatkan sebagai The Rising Star dalam sektor pariwisata Indonesia karena mampu mendorong pertumbuhan kinerja pariwisata hingga 600 persen dalam empat tahun terakhir.
Untuk jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sulut, terutama ke Manado dan Bitung pada 2015 sebanyak 20 ribu, lalu tahun 2016 meningkat menjadi 40 ribu atau dua kali lipat. Selanjutnya pada 2017 sebanyak 80 ribu, dan tahun 2018 meningkat menjadi 120 ribu.
“Dalam 4 tahun kunjungan wisman ke Sulut meningkat 6 kali lipat. Begitu juga pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari sekitar 2 juta menjadi 4 juta atau dua kali lipat, 200 persen, padahal di daerah lain hanya sekitar 5 sampai 10 persen,” kata Arief Yahya dalam keterangan tertulisnya. (Sumber: liputa6.com)