SBSINews – Sistem Informasi Penghitungan (Situng) yang menampilkan hasil scan C1 di website KPU, sempat menunjukkan kemenangan Prabowo-Sandiaga Uno, di awal kemunculan datanya pada malam tadi.
Tepatnya saat data masuk baru dari 0,00873 dari 813.350 TPS di seluruh Indonesia, Prabowo-Sandi unggul dari Jokowi-Ma’ruf.
Namun, datanya bergerak dan sejak pagi menunjukkan kemenangan berbalik yaitu Jokowi-Ma’ruf unggul dari Prabowo-Sandi. Komisioner KPU Ilham Saputra menjelaskan, perubahan data tergantung pada input di lapangan.
Dalam hal ini, secara kebetulan data yang diterima dalam sistem KPU adalah perolehan C1 yang lebih banyak mengunggulkan Prabowo-Sandi. Namun selanjutnya data yang masuk Jokowi-Ma’ruf lebih banyak unggul.
“Ya, bisa begitu (suara yang masuk di awal dari C1 tempat Prabowo-Sandi unggul), karena sebagian besar masih menyelesaikan penghitungan,” ungkap Ilham kepada kumparan, Kamis (18/4).
Ilham menegaskan, proses perhitungan hingga saat ini masih terus berlanjut. Hal senada juga disampaikan oleh Komisioner KPU Hasyim Ashari. Dia membenarkan soal segala kemungkinan yang terjadi selama proses perhitungan sampai ke nasional.
“Di Situng kan ada data berapa jumlah TPS masuk dari jumlah TPS total,” jelas Hasyim melalui pesan singkat.
Komisioner KPU Pramono Ubaid menjelaskan, perolehan yang ada di Situng merupakan hasil salinan C1 dari setiap TPS yang ada di seluruh Indonesia. Hasil perhitungan sementara itu bisa diakses seluruh masyarakat Indonesia untuk ikut membantu pemantauan proses rekapitulasi suara.
“Itu discan dan diupload di situs kita. Nah, itu boleh diakses publik siapa pun. Bisa didownload, bisa menjadi alternatif sumber informasi untuk mengontrol agar proses rekapitulasi KPU tidak melakukan manipulasi,” ujar Pramono saat ditemui di kantor KPU, Kamis (18/4).
Namun saat ini website KPU sedang down sehingga tidak bisa dilihat hasil scan C1 dari Situng. Pramono membantah ada yang meretas, namun karena traffic sedang tinggi.
Dia juga menegaskan scan C1 tidak akan jadi rujukan menentukan hasil pemilu, karena itu dibuat agar masyarakat lebih cepat mengetahui gambaran hasilnya. Hasil resmi diperoleh dari penghitungan manual dan berjenjang.
“Ya, kalau official count tetap harus menunggu tanggal 22 Mei,” lanjutnya.
(Sumber: KumparanNews)