Tuban adalah sebuah kota kecil di Jawa Timur yang menjadi awal karier anak-anak Pak Koeswoyo melangkah ke peta musik Indonesia. Sebuah band terbentuk dari kelima putra Pak Koeswoyo yang diberi nama Kus Brothers dan lebih populer disebut Kus Bros, beranggotakan: Koesdjono (Djon Koeswoyo), Koestono (Tonny Koeswoyo), Koesnomo (Nomo Koeswoyo), Koesyono (Yon Koeswoyo) dan Koesroyo (Yok Koeswoyo). Dalam perjalanannya, group yang bermusik ala Everly Brothers dan Kalin Twin inipun berubah nama menjadi Kus Bersaudara dan lagu-lagu mereka yang dikemas dalam kesederhanaan lirik, harmonisasi musik yang manis sehingga sangat enak dibaca dan didengarkan, semakin diminati masyarakat saat itu.

Pertengahan tahun 1960-an situasi politik tidak menguntungkan bagi Koes Bersaudara, karena Presiden Republik Indonesia saat itu sedang gencarnya membangun semangat nasionalisme dan mengeluarkan instruksi kepada Koes Bersaudara untuk kembali kepada kepribadian dan kebudayaan Indonesia. Ungkapan yang cukup populer kala itu “ ini dadaku mana dadamu “, dengan kata lain melarang musik dengan sebutan musik ngak ngik ngok ada di Indonesia. Sekitar bulan Juli tahun 1965 Kus Bersaudara-pun ditangkap dan dipenjarakan selama tiga bulan. Baru menjelang akhir bulan September 1965 mereka. dibebaskan dan membuat Nomo Koeswoyo undur diri dari grup dengan alasan masalah kebutuhan hidup, menandai terhentinya era Kus Bersaudara dan menjadi cikal bakal lahirnya sebuah grup band yang fenomenal Koes Plus dan melegenda serta menjadi tonggak sejarah perjalanan musik Indonesia.

KOES PLUS YANG REVOLUSIONER

Kasmuri atau yang populer dengan nama Murry dikenalkan dalam dunia musik populer oleh Tommy Darmo, yang sebelumnya sempat menjadi pengisi drum pada grup Koes Bersaudara setelah ditinggalkan oleh Nomo Koeswoyo. Tommy Darmo mempertemukan Murry pada Tonny Koeswoyo yang saat itu memang membutuhkan peran seorang penabuh drum untuk mengisi grupnya. Murry pun akhirnya bergabung bersama Tonny Koeswoyo Pada 1968 dan bersama-sama menentukan nama Band yang hingga saat ini dikenal dengan nama Koes Plus.

Secara perlahan Koes Plus menarik perhatian kaum muda yang ada di Nusantara. Sejak saat itu siapa yang tidak kenal dengan grup multi warna yang menggarap semua jenis musik dan telah menghasilkan ratusan album ini, yaitu antara lain : pop Indonesia, pop jawa, pop kroncong, pop melayu, pop anak-anak, hard beat, folk song (akustik), qasidah, pop natal, pop jawa irama melayu sampai dengan album yang bercorak “medley”. Berbagai penghargaan telah diterima oleh Koes Plus, yaitu; Penghargaan BASF Award sebagai musisi legendaris (1992), Penghargaan dari Depdikbud dan Menpora dalam rangka 25 tahun musisi legendaris (1996), Penghargaan khusus dari Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya (1999), Penghargaan dari Museum Rekor Indonesia – MURI (2001), Penghargaan AMI Award (2006), Penghargaan Musik Tertinggi dari Pemerintah Republik Indonesia (2009), dan masih banyak lagi lainnya.

Pada Tahun 1974, Koes Plus pernah mencatatkan prestasi dalam produktivitas pembuatan Album sebanyat 23 Album dalam setahun dan sangat laris terjual, yaitu: Koesplus Vol.10, Koesplus Vol.11, Koesplus Vol.12, Koesplus Qasidah Vol.1, Natal Bersama Koesplus, The Best Of Koes, Koesplus Pop Anak-Anak Vol.1, Koesplus Another Song For You, Koesplus Pop Melayu Vol.1, Koesplus Pop Melayu Vol.2, Koesplus Pop Jawa Vol.1, Koesplus Pop Jawa Vol.2, Koesplus Pop Keroncong Vol.1, Koesplus Pop Keroncong Vol.2, Koesplus Vol.8-Instrumental, Koesplus Vol.9-Instrumental, Koesplus Vol.10-Instrumental, Koesplus Vol.11-Instrumental, Koesplus The Best Of Koes-Instrumental, Koesplus Pop Jawa Vol.1-Instrumental, Koesplus Pop Jawa Vol.2-Instrumental, Koesplus Pop Melayu Vol.1-Instrumental, Koesplus Pop Keroncong Vol.1-Instrumental.

Tanggal 27 Maret 1987 Koes Plus kehilangan pemimpinnya yang sekaligus menjadi mesin produktivitas dan kreativitas band ini, disaat Tonny Koeswoyo harus berpulang setelah terserang penyakit kanker usus. Yon Koeswoyo bersama Yok Koeswoyo dan Murry terus mengisi perjalanan panjang Koes Plus dan tetap menghasilkan karya-karya dengan sering berganti personil dalam mengisi peran Tonny Koeswoyo dalam band.
Tanggal 1 Februari 2014 Murry wafat dan tanggal 5 Januari Yon Koeswoyo pun menyusul wafat. Tinggal Yok Koeswoyo menikmati hari tuanya.

Demikian perjalanan panjang Koes Plus di belantika Musik Tanah air dan hingga saat ini menjadi kebanggaan bagi sebagian besar rakyat Indonesia.
Kita terutama penggemar Koes Plus patut bangga pada mereka. Koes Plus tetap lekat di hati.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here