Oleh: Bisri Musthafa
Prof. Din Syamsuddin dalam tulisannya yang dimuat di id.opr.news berjudul “Antara Khilafah dan Vatikan”.
Prof. Din Syamsuddin begitu percaya diri ngotot dan gigih mati – matian untuk meyakinkan kepada publik dengan mempertahankan “disertasinya” berjudul: Khilafah Sebagai Ajaran Islam Yang Tidak Boleh Dinafikkan Oleh Umat Islam.
Tulisan tersebut adalah bentuk pemerkosaan dan ke – taklid – an buta terhadap spiritual maupun intelektual, gagasan dan pemikiran. Suatu hasil direkayasa dan bukan merupakan ajaran agama dipaksakan sebagai bagian dari ajaran agama yang wajib diikuti oleh umat Islam, sebagai upaya melegitimasi dan meng – ilmiah – kan ilustrasi dan ekspresi otak terpapar kadal gurun pasir terhadap gerakan politik Khilafah.
Prof. Din Syamsuddin menganulir Khilafah disama artikan dengan Kholifah sebagai ajaran Islam dan tidak boleh dinafikkan oleh umat Islam.
Prof. Din Syamsuddin juga melakukan pembenaran Khilafah sebagai ajaran Islam.
Dengan pemahaman Islam Wahabi sebagai basis ajaran dan doktrin gerakan politik Khilafah, mau mencoba mengelabuhi, menipu umat Islam dan rakyat Indonesia melalui gagasan *diperlukan penafsiran baru* terhadap Khilafah agar Khilafah bisa diterima dan diakui sebagai bentuk dan sistem pemerintahan yang bisa diakomodir di NKRI yang berdasarkan ideoligi Panca Sila.
Prof. Din mencoba menganalogikan peran Khilafah dengan Vatikan terhadap sebuah sistem maupun mekanisme penyelenggaraan pemerintah dalam suatu negara.
Prof. Din telah gagal memahami fakta peristiwa sejarah di lapangan dan kehancuran sebagai akibat gerakan politik internasional pengusung Khilafah. Khilafah tidak lebih hanyalah jargon politik untuk merebut kekuasaan di banyak negara di belahan dunia, dengan agenda terselubung untuk menguasai perekonomian dan sumber kekayaan alam.
Telah banyak negara di kawasan Timur Tengah seperti Libya, Irak, Syiria, termasuk Afganistan, dll telah menjadi bukti korban kejahatan politik berkedok Khilafah.
Khilafah adalah komoditas utama propaganda bagi berbagai organesasi radikal trans nasional yang telah digrand design oleh konspirasi imperialis kapitalis Yahudi, Inggris dan Barat, dan dioperasionalisasikan justeru melalui tangan sekelompok umat Islam.
Bagaimana gerakan politik berkedok Khilafah, seperti yang telah dipersepsikannya itu bisa menjadi pemersatu umat Islam, umat beragama lain, elemen masyarakat dalam skala regional maupun internasional.
Dengan pemaksaan Khilafah sebagai bentuk sistem pemerintahan dalam sebuah pemerintahan negara berdaulat, sama artinya upaya pemaksaan pendirian negara di dalam megara. Perpecahan, kekacauan, huruhara politik, peperangan dan kehancuran sudah pasti tidak dapat terhindari.
***
Untuk Prof. Din, selamat menyusun kitab tafsir Khilafah, bila perlu kitab fiqih Khilafah sekalian.
Penerbitannya ditunggu oleh Umat Islam Indonesia, umat Islam dunia dan masyarakat internasional….. (NN)