SBSINews – Tidak ada yang bisa memastikan kebenaran lelucon-lelucon yang dilontarkan oleh Gus Dur di seminar atau di pengajian. Tapi, humor atau lelucon, memang tidak diambil kebenarannya, melainkan lucu dan hikmahnya. Betul? Haha..
Kiai Jamal, bukan nama asli, pernah mencuri ayam santrinya. Lalu, menurut Gus Dur, ayam curian ini dipotong dan dimakan beramai-ramai.
Ketika hendak memasukkan ayam ke kandangnya, si santri merasa jumlah piaraannya berkurang. Dia lantas bergegas mencari ke sana ke mari. Tentu saja tidak ketemu. Lalu dia mengadu kepada kiainya.
“Pak Kiai, ayam saya hilang.”
“Oh, iya?” jawab Kiai Jamal dengan nada setengah terkejut. “Saya barusan motong ayam, tuh. Tapi yang saya potong itu milik Tuhan. Ayamnya Gusti Allah.”
Sang santri diam sejenak lalu pamitan, meninggalkan kiainya.
Melihat Pak Kiai tak merasa bersalah, dia pun putar otak, ingin membalas kelakuan kiainya itu. Si santri segera ingat kalau Kiai Jamal punya beberapa kambing. Esok paginya, dia curilah kambing Pak Kiai itu. Begitu diambil, langsung dipotongnya ramai-ramai.
Tahu kambingnya berkurang, Kiai Jamal segera melakukan investigasi intensif.
“Hayo, siapa yang mencuri kambing saya,” tanya Kiai Jamal kepada para santrinya.
Si santri yang mencuri itu pun menjawab, “Saya mengambil kambingnya Gusti Allah, Kiai.”
Kiai Jamal terdiam. Lalu ia menggerutu, “Benna dhuwe’e Gusti Allah, ning yo ojo gedhe-gedhe, le.” (Walaupun milik Tuhan, tapi jangan yang besar dong)
(Sumber: alif.id)