Oleh: Andi Naja FP Paraga

SBSINews – Penguasa dari Zaman ke zaman adalah pihak yang tertuduh melakukan perubahan sejarah dari sejarah sesungguhnya. Sejarah yang sudah dirubah tersebut kemudian disosialisasikan dan dikonstruksikan pada masyarakat. Itulah sejarah para penguasa, sejarah para elit, sejarah mainstream atau yang dipandang sebagai mainstream. Dalam sejarah ini tidak ada tempat bagi gerakan diluar mainstream. Itulah yang melatarbelakangi pula lahirnya sejarah sosial sebagai kritik atas sejarah elit tersebut.

Asumsi dasar dari tulisan ini melihat beberapa epach dari Sejarah hidup seorang tokoh besar Nabi Muhammad SAWW yang dikonstruksikan oleh penguasa pada masa berikutnya secara sistematis dan terstruktur. sehingga gambaran seorang Nabi tidak persis seperti garis besarnya baik dari sisi budi pekerti hingga hal lainnya. Gambaran ini kemudian mempengaruhi mentalitas kita. Nyaris tidak ada menampilkan versi lain dari sejarah yang disosialisasikan oleh penguasa tersebut.

Berikut ini kita akan menelusuri upaya awal Umat Islam dalam menuliskan sejarah (tarikh) Nabi Muhammad SAWW. Dalam mukaddimah Ibnu Hisyam yang ditahkiknya, adalah Mustafa Al Syaqa menyebut penulisan sejarah dimulai oleh Ubayd bin Sariyah al Jurhami atas perintah Muawiyah bin Abu Sofyan penguasa pertama Dinasti Bani Umayyah. Tulisan Ubayd kemudian dinukil oleh Urwah bin Zubair Tahun 92 Hijriyah. Dari Arwah itulah al- Waqidi dan al- Thabari mengambil materi sejarah Nabi. Selain Urwah, Abban bin Ustman adalah tokoh lain yang menghimpun sejarah Nabi, atau lebih tepat disebut hadist-hadist tentang kehidupan Nabi Muhammad SAWW.

Zubair bin Bakkar pada tahun 256 H dengan sanad yang bersambung kepada Abdul Rahman bin Yazid menyebut Abban bin Ustman memiliki catatan tentang sirah Nabi atau riwayat hidup Nabi. Catatan ini kemudian diminta oleh Sulaiman bin Abdul Malik untuk diperbanyak setelah Sulaiman selesai membacanya. Dalam catatan itu tersebut peran Kaum Anshar atau kelompok Sahabat Nabi dari Madinah pada bai’at Aqabah yang pertama dan yang kedua dan juga peran Kaum Anshor dalam Perang Badar. Sulaiman pun terkejut dan berkata: ” Aku tidak pernah berfikir bahwa orang orang Anshor itu mempunyai keutamaan seperti ini. Mungkin keluargaku mengecilkan peranan mereka atau memang tidak begitu”. Lalu Abban menjawab: “Apa yang mereka lakukan tidak menghalangi kami mengatakan kebenaran. Mereka memang seperti yang kami terangkan dalam kitab ini”.

Kejujuran Penulis Sejarah
dalam jawaban abban bin Ustman kita melihat kejujurannya meski dahulu orang orang Anshor menghalangi penguburan jasad ayahnya yaitu Khalifah Usman bin Affan sehingga terlantar selama tiga hari tidak dikuburkan. Abban tidak bisa menyembunyikan fakta sejarah yang telah dikenal luas. Sulaiman sebagai Putra Mahkota yang kelak akan berkuasa merasa tidak perlu menuliskan kitab itu sampai ia memberitakannya kepada Ayahnya Abdul Malik bin Marwan bin Hakam Khalifah saat itu. Mendengar cerita putranya Khalifah menjawab: “Apa perlunya menyebarkan kitab yang tidak ada keutamaan kita didalamnya? Apakah engkau akan menyampaikan kepada penduduk Syam (Suriah saat ini) hal hal yang justru kita ingin mereka tidak mengetahuinya.’

Fakta Upaya Penyimpangan Sejarah


Laporan Zubair bin Bakkar ini menunjukkan Upaya awal Umat Islam menuliskan sejarah Nabi Muhammad SAWW. Dengan melihat masa kekuasaan Abdul Malik bin Marwan bin Hakam, dapat diperkirakan bahwa Abban bin Ustman sudah menulis sejarah Nabi sejak Tahun 82 Hijriyah atau hampir setengah abad sebelum Ibnu Ishaq menulis sejarah Nabi. Ahli Historiografi Islam menganggap Sirah Ibnu Ishaq yang entah kemana mana rimbanya sebagai bukti sejarah tertua di dalam Islam. Dan untuk melacak catatan Ibnu Ishaq meskipun tidak lengkap kita hanya dapat menelusurinya melalui Sirah Ibnu Hisyam. Namun ternyata Ibnu Hisyam menghapus banyak kitab yang menurutnya pamali untuk diperbincangkan dan yang tidak ingin didengar oleh sebahagian Orang.

Demikian tulisan pendek ini saya buat untuk memberi sudut pandang bagi pembaca bahwa Sejarah itu sangat ditentukan isinya oleh Penguasa yang berkuasa ketika penulisan sebuah sejarah dilakukan. Tentu tulisan singkat ini juga membuat keterkejutan pada banyak orang yang menilai sejarah itu tertulis jujur apa adanya apalagi jika yang memerintahkan penulisan itu seorang pemimpin yang dinilai adil. Saya juga mendefinisikan tulisan ini sebagai cara saya berkhidmat kepada pembaca sekalian hari-hari diakhir bulan Suci Ramadhan 1441 H. Semoga bermanfaat.(190520)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here