Presiden RI Joko widodo marah dan geram, karena pupuk subsidi ( Urea, SP-36, ZA,Phonska- NPK) sering hilang dipasaran dan tidak tepat waktu, tdk tepat sasaran penerima harus dirombak mekanisme penyalurannya.
Caranya mudah,buat kartu petani( harus benar-benar petani), buat aplikasinya karena skrg era on line, petani yg punya kartu tani bisa membeli pupuk subsidi ke distributor/ kios yg ditentukan,cara-cara lama buang aja karena banyak sarang mafianya.
Tidak tanggung, 33 T/tahun utk subsidi pupuk dlm rangka ketahanan pangan, tapi produksi pertanian Indonesia semakin terpuruk, kita terus impor jagung, kedele, gula dan sebagainya.
Distribusinya diatur oleh Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian, dibuat oleh Kementrian Pertanian RDKK ( Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok), Kelompok Tani penerima nya, disalurkan ke lini I- IV oleh PT Pupuk Indonesia( Pesero) dstnya,rumit penyaluran begini, terlalu banyak yang terlibat. Rombak cara begini,udah puluhan tahun berlangsung.
Kemana hilangnya pupuk subsidi?
Sering petani mengeluh, pupuk subsidi hilang,saat musim tanam tiba. Kalau ada, harganya mahal dan terbatas.
Secara terang kita melihat banyak pupuk subsidi digunakan di Perkebunan Kelapa Sawit, dikios2 swasta dijual dengan harga mahal, mungkin juga diekspor ke Malaysia dan Vietnam, ngeri permainan begini.
Pak Jokowi,usut dan telusuri masalah pupuk Bersubsidi ini, tangkap dan penjarakan siapapun yang bermain,Petani terus dibodohi, pantesan petani Indonesia terus sengsara.
Harga pupuk subsidi sekitar rp 2000/ kg, untuk non subsidi Rp 8000- 10.000/ kg. Disinilah muncul “permainan gila” Kok dibiarkan?
Waduh…pantesan petani Indonesia sengsara, pupuk subsidi dikorupsi, modal kerja sulit pinjaman bank, selalu impor kedele, jagung, gula, cabe, sapi, garam dan sebagainya,kapan petani Indonesia bisa berkarya?
Kami sebagai petani yang terus sengsara, berharap Presiden RI membantu dengan sungguh-sungguh serius, jangan setengah-setengah supaya ketahanan pangan Indonesia kuat. Masak negara kita tanahnya subur, petani mau kerja keras selalu impor hasil pertanian?
Semoga tulisan ini sampai ke Presiden .RI, kami petani yakin Jokowi pasti serius.
By : EWP, Seorang Petani