“PADA tanggal 17 Agustus 2018 Indonesia memperingati dan merayakan ulang tahun kemerdekaan RI yang ke 73“.
Dengan tulisan ini saya ingin menyampaikan fakta pengalaman sebagai petani padi sawah diseluruh Kecamatan Tanah Jawa (termasuk yang dimekarkan Bosar Maligas, Hutabayu Raja, Hatonduhon dan Bahalat-Bahjambi), paling sedikit mewakili penduduk Bahjambi II dan Bajambi III, tempat kelahiran penulis pada tahun 1953.
Sewaktu Ir. Soekarno berjuang memerdekakan Indonesia, salah satu cita-cita idiologisnya yaitu membangun rakyat “Marhaen” yang sejahtera, yang cirinya petani punya tanah, dan dapat hidup sejahtera dari penghasilan tanahnya yang mayoritas sawah.
Untuk cita-cita kemerdekaan tersebut, Soekarno membangun ekonomi petani melalui Barisan Tani Indonesia (Barisan Tani Indonesia) dengan melakukan tiga hal:
- Semua petani memiliki tanah
- Tersedia Sarana produksi yang terangkau dan sedapatnya seperti pupuk produksi kearifan lokal.
- Menstabilkan harga produksi petani.
Waktu penulis berumur 10 tahun sebagai anak petani yang baru merdeka, penulis menyaksikan ada tali air yang mengairi sawah dengan teratur, semua petani memiliki tanah, waktu tertentu semua hijau dan tertentu berikut masa panen.
Cara bertanam dikordinasikan oleh organisasi BTI dan petani terhindar dari tengkulak. Kecamatan Tanah Jawa terkenal menjadi lumbung beras Sumatera Utara.
Hari ini BTI tidak ada lagi, yang ada HKTI. inilah yang terjadi diseluruh Kecamatan Tanah Jawa, paling sedikit di Bahjambi II dan Bahjambi III.
- Tali air yang dibangun masa Soekarno itu sudah rontok.
- Petani menjadi tidak kompak sebagian kelapa sawit, sebagian padi sawah, sebagian ikan dan sebagian holtikultura. Mutu kehidupan? Relatif ada perbaikan bagi sebagian tapi umumnya dari sumbangan anak rantau dan sebagian tetap miskin.
Baca Juga: http://sbsinews.com/catatan-singkat-dpp-sbsi-muchtar-pakpahan/
Tetapi walaupun dalam derita seperti sekarang, kami tetap memekikkan ucapan merdeka!!!
Tujuannya agar merdeka dari belenggu kemiskinan. Entah berapa tahun lagi merdeka dan entah pada saat siapa presidennya.
Atau sangat diharapkan setelah tulisan ini ada pengambil keputusan yang datang studi banding lalu memutuskan seperti yang dilakukan presiden Soekarno tahun 1950an sampai dengan 1960an.
Semoga terjadi, merdeka!!!.