SBSINews – Seorang sanak yang tinggal di Kampung Cikunir, Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi, baru saja menelpon, dan bercerita panjang tentang penangkapan dan tertembaknya teroris. Ia juga menyinggung tentang ibu-ibu dalam komando Bu RT (maksudnya, isteri Ketua RT 01 RW 01, Kelurahan Jatikramat, Jatiasih, Kota Bekasi) bernama Lela Helayati, memberi ‘petunjuk’ ke Tim Densus; sehingga mereka bisa mengetahui persembunyian Sang Teroris.

Setelah percakapan telpon tersebut, saya melakukan penelusuran jejak digital, ternyata benar. Nama Lela Helayati, isteri Ketua RT, menjadi berita di berbagai media online.

Ketika itu, sekitar pukul 08.30 WIB, Lela hendak ke pasar; ia melihat sejumlah anggota Densus 88 menyisir lokasi persembunyian teroris.

Lela yang sudah curiga terhadap orang yang dicari Densus, mendekati salah satu petugas, dan berkata, “Di dalam ada yang mendek-mendek, itu orang yang kita cari.”

Kemudian, Lela memberi informasi tentang situasi area kampung. Kepada Anggota Densus, ia lanjutkan, “Gang ini dan gang itu jagain, enggak bakalan jauh, soalnya gang buntu; teroris bisa lari melalui gang lain.”

Lela juga memberi informasi agar petugas masuk ke gang buntu yang terdapat makam; dan meyakinkan petugas, bahwa kemungkinan teroris bersembunyi.

Anggota Densus yang mendapat informasi, langsung meluncur ke area yang ditunjuk; mereka menemukan teroris.

Selanjutnya, menurut Lela, “Pas ditembak ada nyala api, kemudian diambilkan air seember. Warga tidak boleh ada yang mendekat, disuruh masuk semua, saya pulang. Saya juga takut, takut tertembak. Orang dibilangnya (pelaku) pakai ransel bawa bomnya. Saya takut bomnya meledak.”

###

Kisah Lela, dari berbagai sumber tersebut, mungkin untuk sebagian orang hanya sepele atau biasa saja. Namun, bagi saya, itu luar biasa.

Berdasar penelusuran jejak digital, sejak awal mula operasi penangkapan teroris oleh Densus 88, tidak pernah terjadi ada warga yang secara aktif, di area penangkapan, memberi info yang tepat tentang persembunyian teroris dan kemungkinan mereka bisa lari. Biasanya, jika ada operasi, warga menjauh, dan membisu karena takut serta ketakutan.

Namun, Hari ini beda, Lela dengan keberanian yang ada, karena ia menguasai seluk beluk Kampungnya, ia tampil dan memberi informasi ke petugas.

##

Apa yang dilakukan Lela (dan Ibu-ibu yang bersamanya), sekaligus menunjukan bahwa ‘telah bangkit keberanian publik’ untuk ikut memberantas teroris. Keberanian itu karena ada kepedulian dan keinginan agar Negeri ini bebas dari terorisme, sehingga menjadi aman serta damai.

Keberanian ala Lela itu lah yang patut dicontoh. Mengingat, saat ini, para teroris tidak lagi bersembunyi di area jauh dari penduduk; namun pada daerah padat penduduk, dan tampilkan diri seperti orang-orang sederhana, alim, pendiam, dan sejenis dengan itu.

Juga, kemampuan Lela memberi info yang tepat tentang orang yang di curigai dan kemungkinan jalur teroris bersembunyi atau pun bisa melarikan diri, menunjukan bahwa ia menguasai wilayah sekitar (RT) dengan baik dan memiliki perhatian pada orang-orang atau warga se RT. Sehingga, intuisinya dengan tepat ‘melihat’ orang yang dicari Anggota Densus.

Jadi, penangkapan teroris, pada 5 Mei, pagi tadi, memang suatu keberhasilan Densus 88, namun Lela juga memiliki peran di dalamnya.

###

Peran warga atau masyarakat seperti itulah, yang seharusnya bisa terjadi di seluruh Tanah Air. (Sumber: Kompasiana.com)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here