KBRI Tunis menggelar Shalat Idul Adha 1443 H di Wisma Duta Besar RI untuk Tunisia. Seluruh staff KBRI Tunis dan WNI khusyuk dalam kebersamaan ibadah. Duta Besar RI untuk Tunisia menyampaikan sambutan, sebelum Shalat Idul Adha dimulai, bahwa Idha Adha harus memupuk dan membangkitkan spirit pengorbanan dalam hidup kita.
“Idul Adha dikenal sebagai “idul akbar”, yaitu hari raya besar. Hal tersebut tidak terlepas dari latar historis dan makna yang terkandung di dalamnya. Idul Adha mengajarkan kita untuk berkorban dalam hidup, sebagaimana dipraktekkan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Pengorbanan tersebut semata-mata dalam rangka mendekatkan kita kepada Allah SWT. Pendiri Bangsa, Bung Karno juga mengajarkan kepada kita, bahwa tidak ada pengorbanan yang sia-sia. Sebab itu, mari kita memberikan pengabdian dan pengorbanannya untuk negeri tercinta”, ujar Dubes RI yang juga akrab dikenal sebagai Cendekiawan Nahdlatul Ulama.
Dalam Shalat Idul Adha yang digelar di kawasan Lac, Tunis tersebut, bertindak sebagai Imam Shalat Idul Adha, Zainal Abidin Hasbullah, mahasiswa asal Aceh dan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan khatib disampaikan oleh Muhammad Haidar, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tunisia.
Muhammad Haidar dalam khutbahnya menekankan pentingnya mengambil hikmah yang sebesar-besarnya dari Idul Adha. “Kita semua harus meneladani Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Pengorbanan kedua Nabi tersebut dapat dijadikan teladan dalam hidup, bahwa kita semua sesungguhnya hamba Allah. Pengorbanan dalam hidup harus membangun cinta pada sesama dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT”, ujar mahasiswa Indonesia asal Jakarta yang baru saja lulus cumlaude di pascasarjana Universitas Zaitunah, Tunisia.
Ia menambahkan, para ulama Nusantara mempunyai kecerdasan luar biasa, karena dalam kata pengorbanan sesungguhnya termuat dua makna: pengorbanan dan memdekatkan diri pada Allah SWT. “Ulama Nusantara mampu membumikan makna Idul Adha dalam kehidupan nyata agar kita senantiasa berkorban dalam hidup ini untuk meraih ridha Ilahi”, pungkasnya.
(ANFPPM)