Hmmmm, I don’t think so…..

Akhir-akhir ini kita disuguhi berita beberapa orang kaum pembenci pemerintah mengalami kemalangan dalam hidupnya. Satu persatu dipermalukan. “Doa-doanya” seolah berbalik pada dirinya sendiri. Ada yang sakit. Ada yang meninggal. Lebih banyak yang masuk penjara karena berbagai kasus.

Nah, ini fenomena religious-politis yang menarik dikaji.

Yang paling fenomenal tentunya ditangkapnya MRS (Rizik) yang sebelumnya terkenal sangat berseberangan dengan pemerintah. Juga memusuhi Ahok selagi Ahok menjabat Gubernur DKI waktu itu.

Sebagian dari mereka memang rata-rata berseberangan secara politis dengan Ahok. Beberapa bahkan disebut sebagai pembenci Ahok sampai ke ubun-ubun. Lalu merekapun mendapat kemalangan sekarang.

Pertanyaannya, apakah itu balasan dari Ahok? Apakah Ahok penyebabnya? Apakah Ahok mendoakannya? Apakah karena kualat pada Ahok? Atau Tuhan membalaskan dendam Ahok untuk mereka?

Come on….sama sekali bukan! Jangan buru-buru menjadi hakim. Ahok bukan pribadi pendendam. Ahok sudah ikhlas atas semua yang terjadi pada dirinya. Tuhan pun bukan suruhan manusia seperti Ahok. Mungkin orang-orang itu kebanyakan dicekokin film kungfu berlatar belakang pembalasan dendam hingga berpikiran seperti itu.

Kemalangan mereka sama sekali bukan soal Ahok. Apalagi soal Tuhan yang marah lantas mencelakai mereka. Juga bukan soal Tuhan membela Ahok. Mari kita bernalar.

Semisal ada orang membenci anda sampai ke tulang sumsum dan anda sama sekali tak tahu karena memang anda bukan paranormal yang bisa menerka-nerka. Lantas orang itu sakit kanker sumsum tulang belakang. Yuuk mikir. Apakah anda yang menyebabkan sakit itu? Tidak bukan? Tuhan juga tidak bisa disalahkan atas sakit itu karena sejak awal penciptaan manusia sudah bebas dan dibebaskan.

Ini adalah hukum tabur tuai yang alamiah. Budhisme menyebutnya Karma.

Membenci itu ibarat sendiri minum racun berharap orang lain yang mati. Persoalannya dari mana racun itu? Racun itu sebenarnya berasal dari kebebasan manusia yang ditabur terus menerus  termasuk kebebasan membenci, nafsu ego tak bertepi, kebebasan melakukan perbuatan yang tak dikehendaki Tuhan, kebebasan mencelakai sesama.

Kemalangan mereka adalah efek negatif yang kuat dari kebebasan mereka sendiri.  Ini sering tidak disadari.

Teologi kebebasan adalah Tuhan memberikan kebebasan kepada manusia sehingga manusia dikatakan sebagai mahkluk dengan kodrat dan martabat yang tinggi. Dan Tuhan tidak mau mengintervensinya.

Tentu manusia harus membayar mahal atas kebebasannya itu karena sejak awal sudah minta Tuhan untuk tidak mengekang kebebasannya. Ingat tragedi dosa asal dan kisah Adam Hawa nenek moyang kita yang minta lebih dulu kebebasan itu?

Dosa, bencana alam karena ulah manusia, sakit penyakit dan kemalangan adalah rentetan sisi gelap dari kebebasan manusia. Maklum jika orang menuduh Tuhan telah mencelakai, menzolimi atau menjadi penyebab semuanya ini. Walau dengan alasan yang religius seperti ujian atau cobaan dari Tuhan, karena kebebasan memang diberikan oleh Tuhan sendiri.

Sekali lagi bukan Tuhan yang menyebabkan kemalangan itu. Kebebasan manusia itulah yang menghasilkan kemalangannya sendiri. Itulah tuaian yg mereka hasilkan dari apa yg ditabur dengan kebebasan yang sempurna.

Saya memahami Tuhan adalah Mmaha Kasih. Allah yang penuh belas kasih. Manusia adalah kasih Tuhan yang dianugrahi kebebasan. Mana mungkin Tuhan mencelakai mahluk yang dikasihiNya. Sayangnya, manusia sering kebablasan dengan kebebasannya.

Karena itu, mari hargai kebebasan yang diberikan olehNya dengan perbuatan baik semata mata untuk mencintaiNya. Itulah sebabnya agama mengajari kita untuk berbuat kasih. Jika jatuh dalam dosa, bangunlah karena Tuhan sendiri tak menghendaki itu. Tobat namanya.

Mungkin Anda bertanya lantas bagaimana dengan kematian mereka? Ini misteri yang hanya Tuhan yang bisa tunjukkan artinya. Jangan harap bisa memahaminya jika kita sendiri belum mengalaminya apalagi masih terkadang tinggal dalam kubangan dosa. Tugas kita hiduplah bebas dalam kasih.

Jadi, orang-orang itu sakit dan masuk penjara itu karena Ahok dan Tuhan? Yuuk mikir lagi dengan jernih.

Ini juga refleksi spiritual yang bagus untuk kita manusia. Kita sekarang adalah ‘produk’ dari ucapan, pikiran, Tindakan kita sebelumnya. Apa yang kita tabur lewat pikiran, perasaan dan Tindakan kita di masa lalu akan kita tuai satu-persatu di masa sekarang ini. Jadilah bijaklah kita dalam berpikir, merasa dan bertindak agar kita menuai kebaikan di dunia maupun akhirat nanti.

Penulis : Rudi Tamrin

E plubribus unum

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here