Salah satu yang membedakan mazhab Ahlul Bayt as dengan mazhab yang lain adalah cara pandang mengenai Keadilan. Mazhab Ahlul Bayt as menjadikan keadilan bagian dari ushuluddin. Bahkan teriakan keadilan yang didengungkan mazhab ini begitu memekakan telinga kaum dzalim sehingga dikenal dengan mazhab Adliyah. (Keadilan)
Keadilan adalah syarat mutlak mazhab ini. Dari masalah kepemimpinan seperti Wali Faqih, Marja, Hakim, Imam Jumat bahkan Imam Jamaah harus adil. Begitupula saksi-saksi seperti saksi thalaq, para Amil Zakat dan sosok pengganti shalat/haji qadha mayit harus adil.
Selain menjunjung tinggi keadilan, mazhab Ahlul Bayt as adalah mazhab yang senantiasa istiqamah memerangi kedzaliman. Mengambil inspirasi dari Imam Husein as dan Sayidah Zainab as sebagai sosok agung ahlul bayt yang memerangi kedzaliman, pengikut mazhab ahlul bayt menjadikan karbalaisme, huseinisme dan zainabisme sebagai sumber gerakan mereka dalam memerangi segala bentuk kedzaliman.
Untuk itu, mazhab Adliyah ini di setiap perjalanan sejarah selalu menjadi batu sandungan orang-orang dzalim. Bahkan hari ini para pelaku kedzaliman global seperti Amerika, Israel dan Bani Saudi tidak bisa tidur nyenyak dikarenakan kehadiran pengikut dari mazhab ini.
Pengikut mazhab Ahlul bayt Indonesia seharusnya bisa memahami esensi keadilan yang menjadi ushuluddin mazhab sehingga mampu melihat dengan jelas calon karakteristik pemimpin yang mengedepankan keadilan untuk seluruh masyarakat Indonesia.
Pemimpin sesuai amanat pancasila yang betul-betul menjunjung kemanusiaan yang adil dan beradab dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, bukan pemimpin kemanusiaan yang dhalim dan tidak beradab dan keadilan bagi segelintir rakyat Indonesia.
Imam Ali as dalam Nahjul Balaghah mewanti-wanti pemimpin agar tidak berbuat dhalim karena hari pembalasan untuk orang-orang dhalim lebih pedih dari kepedihan yang mereka timpakan kepada orang-orang terzhalimi di dunia.
Imam Ali as berkata,
قال امام علی علیه السلام :يَوْمُ آلْمَظْلُومِ عَلَى الظَّالِمِ أَشَدُّ مِنْ يَوْمِ الظَّالِمِ عَلَى آلْمَظْلُومِ
“Hari pembalasan orang yang terzalimi terhadap orang zhalim lebih pedih dari hari perlakuan orang zhalim terhadap orang terzhalimi.”
(Nahjul Balaghah, Hikmat no. 241)
Hendaknya kita agar hati-hati memilih pemimpin yang kelak menimpakan kedzaliman kepada seluruh bangsa Indonesia. Terutama yang berkolaborasi dengan Amerika, Israel dan Saudi sebagai aktor-aktor kedzaliman global.
Baik memilih atau golput memiliki efek besar terhadap terpilihnya pemimpin adil atau dzalim di negeri ini. Pilihlah pemimpin adil atau yang mendekati keadilan atau yang berpotensi melakukan keadilan serta jangan pilih pemimpin dhalim atau mendekati kedzaliman atau yang berpotensi melakukan kedzaliman.
Ingatlah identitas kita sebagai pecinta, perindu dan penanti messiah yang kelak memenuhi dunia ini dengan keadilan. Mengapa? Karena kita pengikut keadilan.
Abu Syirin Al Hasan
(Andi Naja FP Paraga)