SBSINews – Presiden Joko Widodo menggelar pertemuan dengan purnawirawan jenderal Tentara Nasional Indonesia (TNI), di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (31/5). Pertemuan dijadwalkan berlangsung sekitar pukul 14.00 WIB.
“Nanti beliau akan bertemu Pak Wijoyo Siyono, Pak Wismoyo, Pak Sintong Panjaitan, terus beserta Pak Rais Abin,” kata Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko.
Wijoyo Suyono pernah menjabat sebagai Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus (Kopassus). Ia juga pernah menduduki posisi Pangdam Brawijaya. Pangkat terakhir Wijoyo Letnan Jenderal.
Sementara Wismoyo Arismunandar adalah mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD). Terakhir ia menyandang bintang empat. Sedangkan Sintong Panjaitan juga pernah menjabat Danjen Kopassus. Pangkat terakhir Sintong Letnan Jenderal.
Selain ketiga pensiunan jenderal itu, para purnawirawan yang akan bertemu dengan Jokowi yakni Letnan Jenderal (Purn) Rais Abin, Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Darat Letnan Jenderal (Purn) Kiki Syahnakri.
Kemudian Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Laut Laksamana (Purn) Ade Supandi dan Ketua Umum Persatuan Purnawirawan Angkatan Udara Marsekal (Purn) Djoko Suyanto.
“Para senior yang diundang Pak Jokowi adalah beliau-beliau, orang yang sangat dihormati, menjadi tokoh yang tidak berubah sampai saat ini,” ujar Moeldoko.
Moeldoko mengatakan pertemuan Jokowi dengan para purnawirawan jenderal TNI ini dilakukan untuk membangun komunikasi. Pertemuan ini diharapkan bisa menjadi jembatan setelah beberapa purnawirawan memiliki pandangan yang berbeda terhadap pemerintah saat ini.
“Melalui beliau-beliau ini diharapkan bisa menyampaikan berbagai hal yang bisa membawa suasana menjadi lebih baik, komunikasinya antara purnawirawan yang lain dan pemerintah,” kata mantan Panglima TNI itu.
Lebih lanjut, Moeldoko tak menampik dalam pertemuan nanti juga dibahas situasi usai kerusuhan yang terjadi pada 21-22 Mei lalu.
Sejumlah purnawirawan jenderal TNI, seperti Mayor Jenderal (Purn) Soenarko dan Letnan Jenderal (Purn) Kivlan Zen ditetapkan tersangka dan telah ditahan sebelum dan sesudah kerusuhan itu.
“Ya itu, saya pikir pasti itu. Pasti dalam kaitan itu,” kata Moeldoko.
(Sumber: CNN Indonesia)