Ngawur. Itulah pekerjaan BPOM. Ya karena ketuanya tidak paham sama sekali dengan yang namanya Obat, Makanan, Sayur, Jamu, Herbal, Biokimia, Biologi. Dia sama sekali tidak tahu apa beda NaCl dengan H2O atau WHO. Tidak tahu sama sekali. Kalau tidak percaya lakukan door stop. Gelagapan. Pasti.

Kontroversi terkait penutupan PT Hansen Pharmaceuticals oleh BPOM karena kepentingan politik. Penny K Lukito memimpin BPOM bukan untuk kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. Dia adalah perwakilan politik. Artinya ditunjuk untuk kepentingan jabatan politik. Padahal BPOM bukan BUMN, yang boleh dipimpin oleh orang yang buta terhadap obat-obatan dan makanan.

Betapa tidak. BPOM yang diisi oleh para ahli birokrat kesehatan yang sudah lama malang-melintang di dunia obat-obatan, dengan bekerja sama dengan berbagai pihak, paham terhadap para mafia, bisa memilih kawan dan lawan, dipimpin oleh orang yang buta medis, buta obat, buta prosedur kedokteran. Runyam.

Penny K Lukito yang masuk ke sarang para raja dan ratu yang menguasai seluruh persoalan di BPOM. Penny yang awam menjadi mainan anak buah. Tanpa ampun dia dikendalikan oleh kepentingan para bohir. Penny K Lukito masuk ke perangkap kebodohan. Hingga segala tindakannya tidak efektif. Dia memimpin BPOM hanya sebagai boneka kepentingan.

Menteri BUMN Erick Thohir atau Presiden Jokowi semestinya memilih orang yang punya latar belakang medis, kedokteran, biologi, farmasi, atau dukun sekali pun. Bukan memilih Penny yang tidak paham soal medis dan obat.

Tugas politik dan jabatan politik jangan dimasukkan di BPOM yang membutuhkan expertise khusus. Bukan hanya manajemen. BPOM bukan BUMN seperti Kementerian yang hanya jabatan politis.

Tak apalah Presiden menunjuk Menteri Kesehatan orang perbankan. Namun bukan untuk BPOM yang lembaga teknis. Akibatnya Penny menjadi bulan-bulanan kebodohan. Karena dia dikendalikan oleh anak-buahnya yang kadang kurang kerjaan dan bahkan bisa nekad kurang ajar.

Tak apalah Ahok ditunjuk oleh Presiden Jokowi menjadi Komut Pertamina, meskipun dia bukan ahli perminyakan. Karena posisi di Pertamina adalah jabatan politis. Seperti Erick Thohir mengangkat orang yang pas sesuai keahliannya. Alex diangkat menjadi Dirut Rekind sudah benar sesuai expertise-nya.

Lah, Penny Lukito sebaiknya dipecat saja. Ganti seorang dokter atau apoteker atau tabib penjual obat lebih mumpuni dibandingkan dengan Penny Lukito. Ini hanya saran saja untuk Presiden Jokowi. Karena jelas Penny K Lukito adalah the wrong woman in the wrong place. Ganti dengan penjual obat atau parfum seperti Muhammad Rizieq Shihab masih lebih bagus. (Penulis: Ninoy Karundeng).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here