Freeport 40 tahun dikelola oleh Amerika, sekarang sudah 51% kita ambil mayoritas. Tapi saya lihat, saya kok enggak ada yg demo didepan istana, demo mendukung saya, saya tunggu2 kok enggak ada demo mendukung. Saya kadang-kadang merasa sendirian.Apa saya, apa masih ada berpikiran ( saya ) antek asing ? Saya kadang berpikirnya seperti itu. Tapi saya selalu berprasangka baik saja “. ( Presiden Jokowi, 29/11/2018 ).
Presiden Jokowi manusia biasa, jadi wajar saja jika Presiden Jokowi kadang-kadang merasa sendirian, semua kerja keras tulus ikhlasnya untuk membangun bangsa dan negara Indonesia tidak dianggap ada, politik iblis selalu memutar balikan fakta dan data, Freeport, Blok Mahakam, Blok Rokan yg berhasil diambil alih dianggap angin lalu saja, sedangkan diktator Orba yg menjual kekayaan negara ini tetap dipuja.
Presiden Jokowi yg jujur, ia dan keluarganya tdk pernah KKN, tetapi tetap saja yg dipuja puji diktator yg mana ia beserta keluarganya telah menghisap kering darah rakyatnya sendiri, yg mana menjadi koruptor nomor satu dunia.
Presiden Jokowi pekerja keras, siang malam bekerja keras membangun bangsa, memajukan bangsa dan negara, sehari biasanya hanya tidur 2-3 jam saja, kelihatan wajah lelahnya yg matanya sipit lelah dan kantung matanya semakin membesar, tetapi sedikitpun tetap tdk pernah dihargai, meskipun sejuta Prestasi Presiden Jokowi, sebagus apapun pekerjaan/program Presiden Jokowi tetapi bagi mereka tidak ada satupun yg bagus, semua salah Jokowi, begitulah politik iblis yg penuh kebencian dan kedengkian.
5 tahun JK menjadi wakil dan menjadi musuh dalam selimut, dan sekarang ditengah pandemi C-19 ini JK malah menikam dari belakang.
Ditengah pandemi Corona Covid-19 ini, wajar saja kadang-kadang Presiden Jokowi merasa sendirian, semua program pro rakyat kecil dilecehkan oleh musuh-musuhnya, program untuk mengatasi pandemi C-19 ditertawakan.
Mereka sama sekali tidak pernah mendukung, malah yang mereka ributkan perkataan ” Mudik dan pulang kampung “, mungkin hanya satu-satunya didunia hanya ada dinegara kita yang mana ditengah pandemi C-19 yang diributkan/yang dibahas perkataan mudik dan pulang kampung, sedangkan negara lain siang malam berlomba dengan waktu untuk menemukan vaksin dan obat corona C-19, sedangkan masyarakat kadrun yang dibahas perkataan mudik dan pulang kampung.
Sangat memalukan, tetapi begitulah jika kebencian dan kedengkian sudah menyatu dengan darah, sedangkan hoax dan fitnah telah menjadi ayat suci mereka.
Pada awal negara kita mulai diserang wabah corona C-19, di TV sibuk nyuruh Presiden Jokowi mencontoh Singapura yang katanya sukses mengatasi C-19, pada acara Mata Najwa beberapa minggu yang lalu sibuk membahas Singapura yang katanya sukses mengatasi pandemi C-19.
Mereka sampai ke Singapura sibuk membandingkan ketatnya/disiplinnya bandar udara singapura dan Indonesia, lalu Najwa, ILC, dll, menyerang cara penangan Presiden Jokowi terhadap wabah C-19, mereka bilang contohlah Singapura yg sukses menangani wabah C-19.
Pertanyaannya sekarang : Mengapa sekarang mereka beralih menyuruh contoh Vietnam dan bukan singapura lagi ? Karena sekarang Singapura menjadi negara pertama di ASEAN yg terinfeksi C-19 sudah tembus 10 ribu orang.
Sekarang mereka beralih ke Vietnam untuk menyerang Presiden Jokowi, begitulah iblis politik. Kita tidak tahu apakah Vietnam jujur atau tidak jujur dlm masalah data corona C-19, sama halnya dgn Korea Utara.
Vietnam dgn jumlah penduduknya 94 juta jiwa lebih, dimana menurut data yg beragam Budha sebesar 54,14%, yg Atheis sebesar 21,80%, Katolik 6,46%, Protestan 1,70%, Islam 0,70%, dan agama tradisional. Di Vietnam tidak ada PKS, HTI, FPI, MU yang memasang badan bersebrangan dengan pemerintah.
Saya kadang-kadang merasa sendirian,
Presiden Jokowi tidak pernah sendirian,
Masih banyak rakyat Indonesia yang mencintai Presiden Jokowi, banyak yang mencintai dari pada yang membenci, Presiden Jokowi tidak sendirian, Kami tetap bersama Presiden Jokowi.
Tetap percaya dan mendukung.
~ ANFPP ~