SBSINews – Pemilihan kepala Daerah (Pilkada) di Kabupaten Jember akan digelar pada pertengahan tahun 2020 mendatang. Seiring dengan itu mulai bermunculan tokoh-tokoh yang akan maju dalam pilkada mendatang. Sebut saja, ada naman Bacabup Petahana dr. Hj. Faida MMR, ada pengusaha H. Abdul Salam, dan H. Hendy S, serta beberapa tokoh lainnya.
Bahkan kontestasi politik di Jember saat ini sudah mulai terasa, hal ini tidak lepas dari beberapa baliho baik ukuran besar maupun kecil yang terpampang di beberapa sudut jalan yang ada di Kabupaten Jember, meskipun dari beberapa bacabup yang sudah ‘pamer’ Baliho belum ada yang mendapat jaminan direkom partai sebagai salah satu syarat maju menjadi bacabup.
Bahkan salah satu bacabup sudah berani terang-terangan memasang Baliho dengan ‘menjual’ isu kemiskinan, dimana dalam Baliho tersebut terpampanng dengan jelas yang menyebut bahwa “Kabupaten Jember kota Termiskin kedua di Jawa Timur”.
Menyikapi adanya statemen yang terpampang dalam Baliho tersebut, Bupati Jember dr. Hj. Faida MMR angkat bicara, menurut bupati yang berlatar belakang dokter ini, apa yang ditulis dalam Baliho tersebut sangatlah tidak benar.
“Kalau disebut Jumlah orang miskin kedua terbanyak se Jawa Timur okelah, itu benar, tapi kalau disebut kabupaten termiskin kedua, ini adalah hoaks dan tidak benar, dan ini yang harus diluruskan. Kabupaten Jember ini kota yang luas dengan jumlah penduduk yang sekian juta, Jember ini Kabupaten yang rasa Propinsi, masak kabupaten sendiri difitnah,” ujar Bupati Jember.
Sementara penelusuran media ini di website Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Jatim, data tahun 2018, tercatat 243 ribu jumlah warga miskin Kabupaten Jember atau setara dengan 9,98 persen, jumlah terbanyak diduduki Kabupaten Malang dengan jumlah 268 ribu setara dengan 10,37 persen, sedangkan nomor urut 3 adalah Kabupaten Sumenep dengan jumlah penduduk miskin mencapai 218 ribu alias 20,16 persen.
“Jumah penduduk Jember ini terbanyak ketiga setelah Malang dan Surabaya, untuk mengukur kemiskinan sebuah kabupaten itu harus menggunakan prosentase,” bebernya.
Jika mengacu pada prosentase, jumlah penduduk termiskin adalah Sampang yang mencapai 21 persen, disusul Sumenep, Bangkalan 19 persen, dan Probolinggo 18 persen, sedangkan prosentasi terkecil jumlah penduduk miskinnya adalah Kota Batu yang hanya 3,89 persen atau sekitar 7 ribuan. (Jatimtimes.com/Jacob Ereste)