Saat ini pendemi korona sudah hampir berulang tahun. Khusus untuk kasus Indonesia, kasus pertama dimulai pada bulan Maret 2020. Kondisi saat ini semakin memburuk dengan jumlah kasus baru mencapai lebih dari sepiluh ribu dalam satu hari.  Walaupun jumlah yang sembuh juga sangat banyak, tetapi situasi yang diharapkan adalah jumlah yang sembuh lebih banyak daripada kasus baru.

Orang banyak mengistilahkan sebagai : korona yang semakin mendekat. Karena semakin banyak orang terdekat kita yang terpapar oleh virus korona. Makin mendekat ke lingkaran sosial kita. Tadinya orang lain, sekarang kerabat, sahabat, teman sekantor, bahkan keluarga dekat. Sekali lagi : korona semakin mendekat.

Pemerintah juga semakin banyak mengeluarkan kebijakan pengetatan. Bahkan saat ini pengetatan tidak hanya pada satu wilayah tertentu, melainkan menggunakan pendekatan Jawa – Bali. Ini merupakan kebijakan yang cukup holistik dan mencakup wilayah yang luas. Diharapkan dengan standar keketatan yang sama di Jawa – Bali, maka tingkat penularan bisa lebih dikendalikan.

Menilik beberapa pengalaman dari rekan yang terpapar virus Covid 19, seringkali sulit untuk mengidentifikasi dimana dan kapan paparan virus itu terjadi. Benar-benar misterius. Seringkali kita baca bahwa mereka yang sudah sangat disiplin pun, masih terkena virus.

Memang hal ini menimbulkan rasa putus asa, seolah upaya yang sudah dilakukan tidak ada artinya. Namun, kita tetap harus waspada dan berjaga-jaga serta tidak boleh lengah. Tingkat kewaspadaan tidak boleh berkurang, di tengah kegiatan kita sehari-hari. Tidak berarti kita tidak boleh melakukan kegiatan apa-apa. Yang penting adalah menjaga diri baik-baik.

Situasi dimana Covid 19 ini semakin dekat, memerlukan penjagaan yang lebih ketat. Tentu saja, karena justru yang paling banyak terjadi sekarang adalah klaster keluarga, maka kita bangun benteng keluarga ini dengan baik. Benar-benar harus kerjasama antar anggota keluarga agar dapat membangun pertahanan yang baik terhadap Covid 19.

Ibarat sebuah pertempuran dan kita sedang membangun benteng pertahanan yang kokoh, maka setiap sudut benteng tersebut perlu kita inspeksi agar tidak ada titik lemah. Apabila titik lemah ini dibiarkan, maka musuh akan dengan mudah menghacurkan benteng tersebut dengan memanfaatkan titik lemah.

Sekali lagi sebagai anggota dari keluarga, maka kita tidak boleh menjadi titik lemah yang kemudian dapat dimanfaatkan oleh penyusup dalam bentuk apapun. Dari pengalaman seorang auditor, biasanya permasalahan itu dapat diperoleh dari wawancara orang yang memainkan peran antagonis (pemeran antagonis ini titik lemah yang bisa digunakan membongkar kasus). Juga gigi yang rusak dimulai dari adanya lubang kecil di gigi yang kemudian membesar (lubang kecil adalah titik lemah untuk membentuk lubang besar).

Disiplin diri tetap harus dijaga. Imunitas ditingkatkan. Masker dan menjaga jarak adalah sebuah keharusan. Kebiasaan yang menimbulkan risiko terpapar, ditinggalkan. Menjaga kebersihan merupakan keharusan:  mandi setelah bepergian, menjaga hidung dan mulut, tangan dan badan, itu semua perlu dilindungi.

Sekali lagi, jadikan diri kita titik kekuatan dan jangan menjadi titik kelemahan dalam keluarga. Apabila semua individu dalam keluarga ini sama kualitas kekuatan nya, maka risiko paparan virus ini menjadi berkurang. Konon virus ini sangat cerdik dan tentu saja akan mudah menemukan titik paling lemah untuk diserang. Jangan biarkan itu terjadi.

Demikian pula dengan organisasi. Jangan kita menjadi titik lemah yang akan mengganggu ritme pekerjaan dan organisasi. Titik lemah akan membuat ikatan organisasi menjadi rapuh. Dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat organisasi yang rapuh akan kalah bersaing.

Apabila kita merasa memang menjadi titik lemah, kita harus meningkatkan dan berupaya agar tetap bisa sejajar dengan yang lainnya. Misalnya, para kepala keluarga yang terpaksa harus mencari nafkah di luar rumah, sebisa mungkin harus melakukan upaya ekstra agar tidak membawa pengaruh buruk dari luar.

Semoga dengan semakin meningkatnya kesadaran masing-masing individu akan membentuk benteng pertahanan yang kokoh untuk turut aktif melindungi  orang-orang terkasih dari sasaran Covid 19 ini.

(Triyono Gani)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here