PO Haryanto ‎menjadi perusahaan bus yang hadir dengan membawa nilai-nilai islami.

Makanya, pemilik PO Haryanto, Haryanto selalu mengajak pegawainya yang beragama Islam untuk tidak meninggalkan salat.

Bahkan saat masuk ke dalam kantornya yang berada di Jalan Lingkar, Ngembal Kulon, Kecamatan Jati, Kabupaten Kudus.

Terdapat sebuah spanduk bertuliskan ‎’Bila hidupmu susah, tengoklah sudah benarkah salat jamaahmu’

Haryanto selalu mengajak pegawainya untuk tidak meninggalkan salat jamaah, dengan memberikan ‎hadiah.

“Yang rajin ibadahnya saya beri hadiah umroh.

Sudah banyak pegawai dan sopir yang saya berangkatkan,” jelas dia, Selasa (30/3/2021).

Tak hanya memberikan hadiah, Haryanto juga memberikan sanksi untuk sopirnya yang tak mau mendengarkan ajakannya menunaikan ibadah salat.

“Kalau nggak mau salat saya omelin (marahi-red). Karena saya tidak mau mereka berbuat dosa,” ujar dia.

Menurutnya, sopir lebih mudah daam melaksanakan ibadah salat karena bisa menjamaknya.

Makanya, dia selalu menyediakan beras di kantornya untuk dibagikan kepada kaum dhuafa dan pegawainya yang rajin ibadah.

Tujuannya, kata dia, biar para pegawainya termotivasi untuk selalu beribadah salat lima waktu.

“Beras di kantor saya ini suka saya bagikan untuk kaum dhuafa dan pegawai yang rajin ibadahnya,” ujar dia.

Dia tak pernah menciptakan hubungan dengan pegawainya seperti majikan. Namun dia membangun suasana seperti persaudaraan.

Sehingga usaha yang dirintisnya dapat terus maju dan berkembang dengan sistem kekeluargaan.

“Saya tidak pernah menganggap menjadi majikan dengan pegawai sendiri. Semua sudah seperti saudara,” kata dia.

Haryanto menjelaskan, tujuannya menjadi pengusaha bus yang dirintis sejak tahun 2002 itu adalah untuk perjuangan agama.

‎Makanya, busnya diberi gambar Menara Kudus dan kalimat salawat di depan busnya semata-mata niatnya memberikan kebaikan.

“Saya ingin punya bus untuk perjuangan agama, semua nggak diduga berjalan begitu saja,” ujar dia.

‎Kini, selain memiliki sedikitnya 5.000 anak yatim. Haryanto juga berencana membangun masjid ke enam di Jalan Lingkar Kudus-Pati.

Dia membutuhkan lahan sekitar 3.000 meter persegi untuk membangun masjid untuk masyarakat sekitar.

“Saya siapkan dana kurang dari Rp 10 miliar untuk membangun masjid ini. Kondisi lagi susah begini, tapi saya mau bangun,” ujar dia.

Tinjau Ulang Larangan Mudik

Rencana pelarangan mudik yang masih simpang siur membuat pengusaha bus khawatir.

Pasalnya selama pandemi berlangsung, banyak pengusaha transportasi yang kesulitan hingga membuat bangkrut‎.

‎Pemilik PO Haryanto, Haryanto menjelaskan, pemerintah perlu mempertimbangkan larangan untuk mudik.

“Saya hitung kira-kira 75 persen pengusaha bus ini terkena dampak pandemi. Kalau sampai tidak bisa mudik bagaimana nanti, ujar dia, saat ditemui di kantornya, Selasa (30/3/2021).

Pasalnya, selama pandemi ini kondisi pengusaha bus memprihatinkan hingga menjual asetnya agar tetap hidup.

Haryanto pun menolong para pengusaha itu dengan membeli puluhan bus tersebut.

“Yang sudah saya beli 15 unit, ini rencana mau beli lagi 25 unit.‎ Saya beli untuk menolong mereka,” ucapnya.

Permintaan angkutan bus sudah mengalami penurunan‎ sejak pandemi. Bila ada larangan mudik, akan menambah kondisi semakin buruk.

Dia menduga, jika dilarang sekalipun akan tetap banyak warga yang nekat pulang ke kampung halamannya.

‎”Kalau diarang pun tetap pulang naik kontainer, dan itu justru sangat membahayakan,” kata pria yang memulai dari usaha angkot sejak 1984 itu.

Menurutnya, pemerintah akan mempertimbangkan banyak hal terkait mudik Ramadan tersebut.

Haryanto kasihan jika tidak bertemu lama dengan keluarganya yang berada di kampung halaman.

“Saya pribadi ikut aturan pemerintah saja, tapi mohon dipertimbangkan‎ kembali. Ibaratnya pengusaha bus ini sudah menangis sampai air matanya habis,” ucap Haryanto.

Kendati demikian, selama pandemi Haryanto tak pernah melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pegawainya.

Dia menceritakan, ada sedikitnya 2.000 karyawan yang saat ini menggantungkan hidup kepadanya.

“Kalau sampai kena PHK bagaimana nanti keluarganya, kasihan sekali. Saya hanya optimistis saja kepada Allah kesulitan ini ‎akan berakhir,” ujar dia.

Pria yang sudah merintis usaha bus dari hanya lima unit itu yakin kondisinya akan segera pulih.

Bahkan dia berencana akan membuka rute baru di wilayah Sumatera sebelum pada tahun 2021 ini.

“Rute bus saya ini sudah sampai Malang, Madura, Wonogiri, Purwokerto, dan hampir semua Jawa sudah. Makanya akhir tahun ini rencana buka rute ke Sumatera,” jelas dia.

SUMBER : TRIBUNNEWS.COM

 

 

 

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here