Rusia membuat UU khusus bagi umat Islam.
UU yang menentukan jenis Islam seperti apa yang boleh ada di Rusia.
Sepertinya Rusia belajar dari perkembangan politik di negara yang populasinya mayoritas Islam.
Bahwa Rusia tidak ingin ada Islam yang mengajarkan paham kebencian dan kekerasan dengan alasan agama. Atau tepatnya paham radikalisme.
Islam seperti itu dipandang oleh Moskow sebagai idiologi transnasional, milenialis yang mengancam Rusia.
Namun dengan bijak Kremlin menggunakan ungkapan “Islam tradisional” yang berlawanan dengan Islam Wahabisme/Takfirisme/Khawarij.
Sebagaimana di Indonesia, istilah tradisional ini tentu membuat tersinggung kaum Wahabisme/Takfirisme/Khawarij.
Mereka beranggapan bahwa Rusia ingin mengarahkan bentuk Islam ‘moderat’ serta loyal kepada otoritas sekuler.
*Tapi Putin engga peduli. Engga suka dengan caranya ya minggat aja dari Rusia.*
Dalam lingkungan religius Muslim Rusia , istilah “Islam tradisional” pertama kali diusulkan oleh Mufti Talgat Tajuddin pada awal 1990-an sebagai tanggapan terhadap “realitas baru yang mengancam stabilitas Rusia pasca-Soviet secara umum.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menyatakan bahwa Islam tradisional merupakan bagian integral dari budaya Rusia dan komponen penting dari kosmopolitanisme Rusia.
Dia juga mendefinisikan jilbab sebagai bukan bagian dari “Islam tradisional” – hanya dipinjam dari tradisi asing.
Pernyataan ini tentu membuat berang kaum Wahabisme/ Takfirisme/Khawarij. Tapi sebagian besar Umat Islam di Rusia lebih memilih Islam tradisional. Karena itu lebih cocok bagi mereka yang mendidik mereka hidup damai dan cintai tanah air.
Kini Islam merupakan agama terbesar kedua di Rusia setelah Kristen ortodoks.
Dipastikan tidak ada Islam radikal dari Wahabisme/ Takfirisme/Khawarij.
Putin sangat paham bahwa Islam radikal itu bagian dari politik international AS untuk melemahkan negara yang berpenduduk muslim. Makanya sekecil apapun gerakan kaum radikal langsung di bungkam.
Sejak era Putin perkembangan umat Islam sangat cepat. Semua masjid penuh oleh umat Islam melaksanakan ritualnya. Dan karenanya wajar bila Rusia perlu membuat UU qualifikasi Islam menurut Rusia agar Islam itu benar benar menjadi rahmat bagi rakyat Rusia pada khususnya dan dunia pada umumnya.
Putin bukan Trump yang memanfaatkan sentimen agama untuk mendapatkan keuntungan politik.
Putin inginkan rakyatnya focus kepada agama sebagai sebuah kewajibannya kepada Tuhan namun jangan coba coba masuk ranah politik.
Kalau ada umat Islam yang bandel, tidak disikapi Putin sebagai musuh tetapi kriminal.
Kalau ada yang menebar teror karena alasan agama, Putin kirim mereka ke Tuhan untuk mendapatkan keadilan seadilnya.
Putin sangat bijak.
Semoga hal serupa segera diterapkan di Indonesia demi menjaga ajaran Islam yang menjadi rohmat bagi alam semesta dan lestarinya Indonesia. (ANFPP))