Oleh: Andi Naja FP Paraga

SBSINews – Berteman dengan banyak orang tentu sangat menggembirakan apalagi usia pertemanan sudah puluhan tahun.

Ada pertemanan yang didasari karena kesamaan iman dan kecendrungan seiring sejalan. Namun suatu ketika kita dipisahkan dengan tempo yang cukup lama hingga bertahun-tahun. Dinamika kehidupan ternyata menjadi masa yang bisa menguatkan kualitas Iman atau sebaliknya menurunkan kualitas iman bahkan tak menyisahkan iman.

Saya teringat nasehat seorang maha guru pada kesempatan tertentu menjelaskan tentang Iman Mustaqar dan Iman Mustawdah yang diartikannya Iman yg bertahan dan Iman yg dipinjamkan. Beliau mengurainya dengan Referensi, dalil hingga contoh-contoh dari dua kondisi iman itu dengan baik.

Menurutnya dinamika hidup dapat membuat iman menjadi tetap bahkan sekedar memimjam (Ada saatnya ada dan pada waktu tertentu hilang sama sekali). Begitulah beliau dengan bahasa sederhana menggambarkan. Beliau pun mengisahkan orang-orang terdahulu yang mengalami dua jenis keimanan itu dan memberi banyak Contoh.

Saya merinding dan teman-teman saya yang dahulu masuk dalam kategori yang mana. Bukankah yang bermuqim dan yang merantau berpeluang menjadi keduanya. Saya mencoba bertanya tentang diri kami masing-masing bagaimana kondisi iman kami perhari ini dan sungguh tidak ada yang berani menerangkannya. Kami pun berkata Allahu Aqlam bishowab. Kami terdiam beberapa saat lalu bercerita satu sama lain dan rasanya kami meyakini masih bertahan dengan Iman yg dahulu yang oleh maha guru diistilahkan Imam Mustaqar. Iman yang segitu-gitu saja dan tidak pernah bertambah.

Bagaimana bisa bertambah membaca kitab saja sudah jarang, berkumpul dengan orang alim pun kadang-kadang sempat kadang juga tak ada waktu sama sekali hingga berganti tahun dan bertambah usia. Malah jika menggunakan bahasa Kaum Sufi jika menghitung usia dengan hitungan mundur maka sisa usia tidak banyak lagi.

Yang sangat kami khawatirkan jangan-jangan karena dinamika kehidupan kelak kami pun terkena Iman Mustawdah artinya iman lama kami sudah tak ada karena ketidak konsistenan dan ternyata Iman lama kami itu hanya Iman Pinjaman. Karena sifatnya barang pinjaman sehingga pada kondisi dimana iman itu tidak layak lagi berada dihati karena buruknya prilaku hingga menjadi pecinta dosa maka iman itu tercabut dengan sendirinya.

Bukankah ada kisah orang terdahulu yang setiap hari belajar pada orang alim bahkan setiap hari bergaul dengan orang sholeh justru menjadi pendurhaka bahkan terang-terangan membangkang Tuhan. Lalu bagaimana hal pada saat seperti itu ajal mendatangi dan jadilah hidup berakhir dengan sangat buruk.

Kisah orang-orang durhaka setelah beriman banyak dikisahkan dalam berbagai kitab suci bahkan berakhir tragis. Saya hanya bisa berdoa A’uzu billahi Min Dzalik memohon perlindungan Tuhan yang Maha Kuasa agar dijauhkan dari Iman Mustawdar dan biarlah tidak bertambah tapi kami masih punya iman atau Iman Mustaqar.

Duhai Tuhan Dzat yg membolak balikkan hati Kami tengah berada dalam Bulan MuliaMu. Sungguh bulan ini mendatangi kami dimana kondisi iman kami tidak stabil karena banyak hal. Dunia dilanda Wabah Corona banyak negara terpuruk, jutaan orang kehilangan pekerjaan, para pengusaha banyak gulung tikar. Kebangkrutan terjadi dimana-mana hingga disana-sini yang terdengar keluhan dan ratapan.

Banyak Suami yang tak kuat menatap wajah istri dan anak-anaknya apalagi memberi keyakinan bahwa semua akan segera membaik. Untuk itu YA ILAHI tetapkan iman kami sebagai Iman yg Mustaqar dan hindarkan kami dari Iman yang Mustawdar. Aamiin.

Al Faqir
Andi Naja FP Paraga

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here