Oleh: Gusmawati Aswar

Berita hoaks yang jika terus menerus disampaikan akan menjadi seolah – olah asli atau menjadi benar.

Ini akan membahayakan semangat persatuan dan kesatuan bangsa. Bertentangan dengan wawasan nusantara yakni mewujudkan nasionalisme .

Dengan maraknya berita hoaks penganiayaan yang dialami Ratna Sarumpaet di Bandung.

Menghadapi hoaks, dibutuhkan strategi antara lain;
Pertama: Perlu mendidik masyarakat untuk memiliki habitus berpikir kritis (critical thinking).

Perlu budaya “keraguan metodis” (dubium methodicum) kesanggupan untuk meragukan secara ilmiah setiap informasi yang diterima dengan merujuk pada kriteria kebenaran yang sahid agar dibiasakan berpikir ulang setiap informasi yang diterima, tidak mudah percaya atau ditelan bulat-bulat tanpa dikaji ulang.

Kedua: Meningkatkan pendidikan moral dan etika. Hak kebebasan berpendapat tidak berarti tanpa batas etika dan moral. Kepekaan etik berlaku bagi pribadi dan publik sebagai filter penguji sehingga mampu menahan atau mengontrol diri agar tidak tergiur untuk menyebarkan kebohongan yang merugikan publik, atau memiliki kemampuan untuk mengekang diri dari godaan menghina atau menista orang lain.

Ketiga: Membangun kecerdasan kewargaan (nasionalisme). Ekses negatif propaganda informasi tanpa dasar fakta dan data dapat mempertajam segregasi (pemisahan) sosial, maka kewaspadaan dapat dibangun dengan menggali dan menghayati paham nasionalisme.

Nasionalisme mengajarkan untuk mencintai tanah air dengan segala keragaman atau kekayaan kultural di dalamnya.

Dengan mengasah kepekaan terhadap nilai kebangsaan, rakyat tidak mudah dijerumuskan ke dalam pusaran kebohongan publik dengan terlibat aktif menyebarkan warta kebohongan yang merusak persatuan bangsa.

Gusmawati Aswar, DPP SBSI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here