Oleh; Prof. DR. Muchtar B.Pakpahan, SH., MA.

Fakta – fakta.

Terlebih dahulu saya kemukakan 3 fakta:

  1. Peningkatan yang signifikan jumlah kasus covid-19 setelah mulai ditemukannya kasus 1 dan 2 di Depok pada tanggal 2 Maret 2020. Saya analisis 25 hari dengan mengelompokkan perlima hari; 21-26 Maret rata-rata 89 orang (puluhan) perhari, 26-31 Maret rata-rata 127 dan 31 Maret-5 April rata-rata 150 ( dua kali seratusan), 5-10 April rata-rata 267 (dua ratusan), dan 10-15 April rata-rata 344 (tiga ratusan). Terjadi percepatan peningkatan dari puluhan (2 – 21 Maret), Seratusan 26 Maret – 5 April, dua ratusan (5-10 April) dan tiga ratusan (10-15 April).
  2. Fakta berikut per 15 April, tergolong PDP Pasien Dalam Pengawasan) 10.482 dan ODP (Orang Dalam Pengawasan) 139.137. ODP dan PDP sangat potensial menambah kasus covid-19.
  3. Fakta ketiga adalah belum semua wilayah Kota/kabupaten yang sudah ada terserang covid-19 ditetapkan sebagai PSBB. Mobilitas penduduk dari wilayah yang terkena corona ke wilayah tetangganya berpotensi akan menularkan covid-19.
    Saya dapat memberi prediksi dari tiga fakta di atas, bahwa angka kasus covid-19 akan meningkat terus, dengan percepatan dan perbesaran angka.
    Fakta penyumbang.
    Ada juga fakta lain yang memberi peluang pandemic corona.

Fakta penyumbang pertama, pemerintah belum fokus melawan covid-19. Karena masih lebih fokus menggoalkan RUU Cipta Kerja (Omnibus Law).

Menggoalkan RUU ini adalah ambisi Bapak Presiden, dan terus bertahan walaupun materi dari klaster ketenagakerjaan dan Pasal 170 bertentangan Pancasila dan UUD NRI 1945. Pemerintah tetap ngotot membahas RUU Cipta kerja ini, walaupun buruh dan rakyat akan berdemonstrasi dan walaupun beberapa tokoh sudah meminta ditunda. Tokoh-Tokoh yang sudah menyatakan tunda pembahasan RUU Cipta Kerja: 1) PDI-P: Rieke Dyah Pitaloka, Ribka Tjiptaning, 2) Kelompok PD: Hinca Panjaitan, Benny Harman, Syarif Hasan , Anwar Hafid, 3) Kelompok Gerindra: Arief Puyuono, Fadlizon, 4) Nasdem Willy Aditya. 5) Tokoh non politik Dr. Din Syamsudin 5) Kelompok Serikat Pekerja/Serikat Buruh, hampir semua Serikat Buruh.

Fakta Penyumbang kedua, pemerintah tidak kompak. Salah satu Luhut Binsar Panjaitan yang pernyataannya selalu membuat kontroversial dan ketegangan yakni: mengijinkan TKA China masuk ke Indonesia; mengundang wisatawan dari China, Jepang dan Korea Selatan; Menkes melarang ojol tetapi pjs menhub Luhut Binsar Panjaitan mengijinkan; membuat pernyataan Indonesia belum sampai 500 meninggal belum seperti Amerika. Padahal contoh yang baik lima negara tetangga tidak ada yang meninggal tidak disebut yakni Vietnam, Laos, Kamboja, Timor Leste dan Papua Nuguinea.

Saran.

Kepada yang terhormat Bapak Presiden

  1. Hentikanlah atau tundalah pembahasan RUU Cipta Kerja dan fokuslah berjuang memimpin rakyat melawan covid-19.
  2. Setiap wilayah yang sudah ada kasus covid-19, berlakukanlah PSBB. Jangan menunggu birokrasi usul Kepala Daerah, tetapi inisiatif dan kebijakan pemerintah RI.

Kepada Rakyat

Serentak dengan usul di atas, rakyat dimintakan menulis surat kepada Yth Presiden RI Bapak Ir. Joko Widodo, yang isinya Hentikan membahas RUU Omnibus Law dan Fokuslah melawan covid-19 menyelamatkan nyawa rakyat.

Prof. DR. Muchtar B.Pakpahan, SH., MA., Ketua Umum DPP (K)SBSI & Guru Besar Utag45

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here