Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto memastikan pemerintah terus bekerja keras memulihkan Indonesia dari pandemi Corona. Salah satu usaha membangkitkan Indonesia yakni dengan vaksinasi COVID-19.
Airlangga mengatakan per hari ini 58 juta masyarakat di Indonesia sudah mendapat vaksin. Airlangga menyebut dua atau tiga hari ke depan akan ada 60 juta penduduk yang sudah divaksin.
“Saat ini muncul berbagai varian COVID-19 yang penularannya sangat cepat, kebijakan pemerintah menahan laju penyebaran COVID dan dampak sosial ekonomi yang diakibatkannya salah satu adalah program vaksinasi nasional yang harus terus digenjot hingga pelosok-pelosok daerah, untuk vaksinasi nasional pemerintah sudah menyediakan vaksin sejumlah 436 juta di akhir tahun 2021,” ujar Airlangga di acara istigasah Majelis Ahlul Hidayah yang disiarkan daring, Minggu (18/7/2021).
“Dan sampai dengan hari ini pemerintah sudah menyuntik, melakukan vaksinasi kepada 58 juta penduduk, dan mungkin dalam 2 atau 3 hari ini kita sudah sampai 60 juta. Per hari ini jumlah vaksin Sinovac yang tersedia sebesar 65 juta,” imbuhnya.
Dalam acara ini hadir sejumlah tokoh agama Islam dari sejumlah daerah. Selain itu hadir pula Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, dan Wakil Ketua Komisi VIII Ace Hasan Syadzily.
Airlangga juga meminta para ulama membantu pemerintah melakukan sosialisasi ke masyarakat agar melakukan vaksin. Airlangga menegaskan vaksin adalah salah satu cara menghindari Indonesia dari pandemi ini.
“Tentu kami berharap para habaib, kyai, para tokoh agama, bisa membantu untuk melakukan sosialisasi ke masyarakat, karena satu-satunya cara daripada menghindari pandemi COVID terutama delta varian yang ganas, adalah dengan vaksinasi. Walaupun vaksinasi tidak menjamin tidak tertular, namun vaksinasi akan membantu apabila tertular tidak separah bagi yang sblm divaksinasi, dan insya Allah sebagian besar bisa sembuh,” tutur Airlangga.
Dia juga menyinggung hasil survei yang menyatakan 36 persen warga tidak percaya divaksin. Oleh karena itu dia berharap para tokoh agama memberi edukaasi ke masyarakat tentang vaksin.
Selain itu, Airlangga juga mengatakan kebijakan PPKM yang diterapkan pemerintah adalah untuk mengendalikan kasus COVID-19 di Indonesia. PPKM, kata dia, juga untuk mengurangi mobilitas warga keluar rumah.
“Pemerintah meminta PPKM terus didorong oleh para kyai, habaib, para ulama dan tentunya kedispinan masyarakat menggunakan masker, jaga jarak adalah prokes menekan mobilitas masyarakat di luar rumah. Oleh karena itu, dukungan dan bantuan dari pada habaib, kyai, ulama secara terus menerus agar COVID segera berakhir, kita mengajak, memohon para jemaah untuk patuhi prokes,” ucapnya.
Dalam acara ini juga, Airlangga meminta para ulama mematuhi protokol kesehatan menjelang Hari Raya Idul Adha. Dia meminta daerah zona merah tidak dulu menyelenggarakan salat Idul Adha berjemaah.
“Kami mohon para habaib, kyai, ulama patuhi prokes yang telah ditetapkan dalam pelaksanaan ibadah di rumah ibadah dan penyelenggaraan kegiatan keagamaan, pada zonasi merah dimana tingkat penularan tinggi, penyelenggaraan ibadah haji di musola atau lapangan ditiadakan, dan kita salat Idul Adha di rumah masing-masing. Sementara itu pemotongan (hewan qurban) bagi di zona merah dilaksanakan di RPH,” ucapnya.
Dalam acara ini, pimpinan Majelis Ahlul Hidayah, Nusron Wahid menyebut Airlangga keturunan Kyai Ageng Gribig. Nusron menyebut Kyai Ageng Gribig adalah cucu Sunan Giri dan keturunan Raja Majapahit Brawijaya ke-5.
“Mulai sekarang kita juluki namanya (Airlanga) kita tambah Airlangga Hartarto Al Gribig, untuk memperkenalkan Al Gribig,” sebut Nusron. (ANFPPM)