Saya tidak tahu persis latar belakang SBSI ini didirikan,
Tapi saya sangat yakin pasti untuk kebaikan dan kemanfaatan terutama kaum buruh.

Ketika berbicara kebaikan atau kemanfaatan, tentu bukan hanya tertuju untuk diri pribadi kita melainkan lebih untuk lingkungan dan orang lain. Bukankan Nabi juga pernah berpesan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain.

Selama ini perjuangan kaum buruh diwarnai ” tuntutan-tuntutan” , seperti hapuskan out sourching naikkan upah, misalnya. Hal itu tentu saja relevan. Namun dalam konteks perjuangan kita masih berorientadi memperjuangkan diri kita sendiri.

Saya mengajak diusia SBSI yang semakin dewasa ini, perjuangan kita, kita arahkan, kita tujukan untuk kebaikan diri kita dan orang lain, yakni mari kita tingkatkan kinerja kita, bagaimana kita sungguh-sungguh dan disiplin dalam bekerja, tapi jangan difahami bahwa selama ini kita tidak disiplin atau tidak bersungguh2, kita tunjukkan dan buktikan karena kinerja kita lah produktifitas kita meningkat. Kita buka mata dan hati dari pemilik Usaha jika bukan kinerja terbsik para buruh, perusahannya tidak akan pernah eksis.

Mungkin, perusahaan masih atau bahkan tetap abai dengan hak-hak kita. Tapi ada nilai tambah yang kita dapay, setidaknya kita memperoleh yang lain. Apalagi diitambah dengan keyakinan kita yang kuat pada Tuhan bahwa Tuhan bisa memberikan rizki yang tak terduga dan dari berbagai arah yang kita kehendaki. Kita yakin , sebagai buruh bahwa rizki kita bukanlah dari Pengusaha tapi dari Tuhan. Mungkin upah kita tidak dinaikkan, tapi berkat niat kita yang tulus, dengan kesungguhan dalam bekerja, kita dan keluarga diberi kesehatan yang prima, anak2 kita dimudahkan pendidikannya sampai ke jenjang yang lebih tinggi, kita dilindungi dari berbagai kesulitan. Karena menurut saya meskipun upah dinaikkan dua kali lipat atau bahkan lebih, saya yakin tidak akan mampu mengatasi kesulitan yang kita hadapi .

Lihat saja, mereka yang gajinya berkali-kali lipat dari gaji buruh, ternyata masih ada juga yang membuat kerusakan dan merugikan negara dengan korupsi misalnya, ketidakpuasan yang bersumber dari hawa nafsu itulah yang menyuruhnya dan dia tak mampu dikendalikannya. Gaji kita memang tak seberapa, tapi mungkin peluang kita untuk merugikan lebih kecil dibanding mereka yang sudah berpenghasilan tinggi.

Saya mengajak, kita merekonstruksi orientasi kita dalam bekerja, sehingga banyak kebaikan yang akan kita terima dari hidup yang dianugerahkan Tuhan ini. Dengan begitu kita berharap, Tuhan mengetuk hati para prngambil kebijakan dan para pengusaha untuk menunaikan hak2 buruh tanpa buruh harus mogok kerja atau berdemontrasi lebih dahulu. Orientasi kita, kita balik atau kita, dari menuntut hak kepada meningkatkan kewajiban dan kinerja. Kita keluar dari zona perjuangan menuntut hak kepada zona peningkatan kinerja. dilandasi niat yang tulus. Kita tinggalkan aksi demonstrasi fisik menuju demonstrasi kinerja . Kita tunjukkan bahwa kontribusi kaum buruh untuk negeri tercinta ini tidak bisa diabaikan.

Mohon maaf lahir dan batin .
Sejahterahlah buruh, jayalah bangsaku.

Aida Mokhtar
MPW (K)SBSI Kalbar

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here