Belum selesai proses pemulihan akibat dari gempa yang berkekuatan 6,5 skala richter melanda sekitar 55 KM kea rah timur laut Mataram , Minggu pagi waktu setempat (29/7/2018). Gempa dengan kekuatan 7 Skala Richter kembali mengguncang Lombok Nusa Tenggara Barat, pada Minggu (5/8/2018). Gempa tersebut menyebabkan sedikitnya 91 orang meninggal dan 209 luka-luka.
“Gempa ini berada pada zona sama (dengan gempa 29 Juli lalu) dan menimbulkan kerusakan. Saat ini tim sudah di sana untuk melakukan pemeriksaan dan pemetaan. Pusat (gempa) itu kemarin ada di darat,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kasbani di gedung PVMBG, Kota Bandung, Jawa Barat, Senin (6/8/2018).
Kasbani menjelaskan gempa yang mengguncang Lombok disebabkan sesar atau patahan aktif jenis sesar naik pada zona sesar busur belakang Flores (Flores Back Arc). Gempa yang berpusat di koordinat 116,48 derajat Bujur Timur dan 8,37 derajat Lintang Selatan dengan magnitudo 7,0 dan di kedalaman 15 km itu menimbulkan tsunami kecil dengan ketinggian maksimum 0,13 meter di Desa Carik dan 0,1 meter di Desa Badas, Lombok, NTB. (sumber: Detik Com)
Seruan Solidaritas
Dalam kesibukannya sehari – hari sebagai Sekretaris Jenderal SBSBI Bambang Hermanto menyempatkan waktu untuk menyampaikan agar ada solusi untuk membantu korban gempa Lombok. “ Saya sebagai Pribadi dan juga mewakili SBSI menyatakan turut berduka cita yang mendalam atas korban yang meninggal dan turut prihatin dengan keadaan ini sebagai akibat dari bencana gempa yang telah menimpa saudara kita di Lombok, Nusatenggra Barat dan sekitarnya.”
Pria yang sehari – hari disapa dengan Bambang juga menyampaikan agar ada bentuk solidaritas dari semua pengurus dan anggota SBSI yaitu dengan menggalang dana solidaritas baik SBSI sendiri maupun bekerja sama dengan elemen lain. “mulai saaat ini kita sebagai sebuah organisasi Buruh, kita perlu membangun bentuk bentuk solidaritas terhadap korban gempa dan solidaritas itu dalam bentuk nyata yaitu dengan menggalang pengumpulan dana solidaritas baik oleh SBSI sendiri maupun bekerja sama dengan elemen lain,” ujar sekjend.
Sekjend juga menyerukan agar bantuan terhadap korban juga datang dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS), sebagai organisasi Buruh SBSI mendesak agar BPJS segera meberikan bantuan terhadap korban gempa Lombok. “ Saya sebagai Pimpinan SBSI menyerukan kepada BPJS, baik BPJS ketenagakerjaan maupun BPJS Kesehatan agar segera memberikan bantuan materi bagi korban bencana, karena korban harus segera mendapatkan bantuan logistic dan kesehatan,” Imbuh Skjend. Selain itu juga Bambang menyampaikan agar bantuan untuk korban tidak diambil dari dana Jaminan Kesehatan Nasional namun berasal dari anggaran tanggap darurat bencana yang sudah merupakan bencana nasional yang darurat yang telah tersedia dikedua BPJS tersebut. (bin)