SBSINews – Kabar duka datang dari dunia penerbangan. Pesawat Ethiopian Airlines jatuh 6 menit setelah lepas landas.
Mengutip AFP, pesawat ini lepas landas pada Minggu (10/3/2019) pukul 08.38 waktu setempat. Pesawat hilang kontak 6 menit berselang atau pukul 08.44.
Pesawat dengan tujuan Nairobi itu membawa 149 penumpang dan 8 kru di dalamnya.
Yang menarik perhatian, pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh ialah Boeing 737 MAX 8. Pesawat ini sejenis dengan pesawat Lion Air yang jatuh pada Oktober 2018 silam.
Berikut serba-serbi soal Ethiopian Airlines dan Boeing 737 MAX 8 seperti dirangkum detikFinance:
1. Rekam Jejak Ethiopian Airlines
Mengutip ide.go, Ethiopian Airlines adalah maskapai penerbangan nasional Ethiopia dengan hub utamanya di Bandara Internasional Bole.
Selama enam puluh tahun terakhir, maskapai ini telah menjadi salah satu operator terkemuka di benua Afrika, tak tertandingi dari sisi efisiensi dan keberhasilan operasional. Ethiopian Airlines adalah maskapai penerbangan terbesar keempat di Afrika.
Maskapai ini mengoperasikan layanan penumpang dan angkutan internasional terjadwal ke lebih dari 50 tujuan di seluruh dunia, serta layanan domestik ke 32 tujuan dan penerbangan charter penumpang dan kargo.
Ethiopian Airlines mengoperasikan 10 Boeing 767-300, 8 Boeing 757-200, 2 Boeing 757-260 F, 2 Boeing 747F, 2 MD-11F, 5 Boeing 737-700NG, 2 B737-800W, dan 5 Fokker 50.
Ethiopian Airlines didirikan pada 30 Desember 1945 oleh Kaisar Haile Selassie. Maskapai ini mulai mengoperasikan pesawat pada 8 April 1946.
Maskapai ini mulai melayani penerbangan jarak jauh ke Frankfurt pada tahun 1958 dan meresmikan layanan jet pertamanya pada Januari 1963 dari Addis Ababa ke Nairobi.
Kemudian pada awal 1960-an mulai memberikan beberapa dukungan penerbangan awal untuk Misi Pemetaan Ethiopia-Amerika Serikat dalam operasinya untuk menyediakan peta topografi Ethiopia.
Maskapai ini pada mulanya mengandalkan pilot dan teknisi Amerika. Baru pada tahun 1971, Ethiopian Airlines dikelola secara mandiri.
Ethiopian Airlines memiliki basis perawatan canggih, yang beroperasi penuh untuk pemeliharaan Airframe hingga D-Check, Engine, Overhaul, perbaikan & overhaul Komponen, perawatan dan teknis Pesawat Terbang Ringan, dan bantuan manajemen untuk maskapai lain. Basis pemeliharaan disertifikasi oleh US Federal Aviation Administration (FAA).
Maskapai ini pernah dinobatkan dan mendapat penghargaan sebagai Maskapai Penerbangan Terbaik Afrika 2008. Penghargaan ini diberikan kepada orang Etiopia karena jaringan yang sangat baik dan koneksi yang nyaman di Afrika.
2. Ethiopian Airlines Pakai Boeing 737 MAX 8
Pesawat Ethiopian Airlines jatuh tak lama setelah lepas landas. Mengutip Reuters, pesawat yang jatuh ialah Boeing 737 MAX 8.
Jenis pesawat yang digunakan Ethiopian Airlines ini sama dengan pesawat Lion Air yang jatuh pada Oktober 2018 lalu. Pesawat Lion Air yang jatuh juga berjenis Boeing 737 MAX 8.
Kronologi jatuhnya pesawat hampir sama, yakni sama-sama tak lama setelah lepas landas. Pesawat Lion Air dengan nomor JT 610 rute penerbangan Cengkareng-Pangkal Pinang jatuh 13 menit setelah lepas landas.
Tak lama setelah kecelakaan tersebut, pihak Lion Air memberi keterangan yang cukup mengagetkan. Lantaran, pesawat yang jatuh itu adalah pesawat baru dan layak operasi.
“Pesawat dengan registrasi PK-LQP jenis Boeing 737 MAX 8. Pesawat ini buatan 2018 dan baru dioperasikan oleh Lion Air sejak 15 Agustus 2018. Pesawat dinyatakan laik operasi,” tulis keterangan Lion Air, 29 Oktober 2018 silam.
Pesawat itu mengangkut 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak-anak, dan dua penumpang bayi. Ada tiga pramugari sedang pelatihan dan satu teknisi.
Pesawat dikomandoi Capt Bhavye Suneja dengan co pilot Harvino bersama enam awak kabin atas nama Shintia Melina, Citra Noivita Anggelia, Alviani Hidayatul Solikha, Damayanti Simarmata, Mery Yulianda, dan Deny Maula.
“Kapten pilot sudah memiliki jam terbang lebih dari 6.000 jam terbang dan co pilot telah mempunyai jam terbang lebih dari 5.000 jam terbang,” lanjut keterangan tersebut.
3. Spesifikasi Boeing 737 MAX 8
Dalam catatan detikFinance, pesawat ini punya beberapa keunggulan tapi pernah mengalami cacat mesin.
Boeing 737 MAX 8 didesain dan dirakit pada 30 Agustus 2011. Uji coba dilakukan pada dilakukan pada 29 Januari 2016 dan sertifikasi dari regulator pada 3 Maret 2016.
Pada 13 Mei 2017, Boeing sempat menunda penerbangan perdana karena kendala cacat mesin.
Soal keunggulan, Boeing 737 MAX 8 mampu terbang selama 7,5 jam tanpa mengisi bahan bakar. Bahan bakarnya pun lebih irit 15% karena bentuk sayap terbelah mirip pedang di ujung yang berfungsi membantu memecah gelombang turbulensi di udara.
Pesawat memiliki daya jelajah 3.500 mil di atas laut. Kemudian, kapasitasnya mencapai 180 penumpang.
Di Indonesia, maskapai yang pertama menerima Boeing 737 MAX 8 ialah Lion Air. Sementara, maskapai di dunia yang pertama kali menerima pesawat ini ialah Malindo Air. (Sumber: detik finance)