Pertama dari lima tulisan
SBSINews – ‘Anemia’ kini mulai menjangkiti negara-negara mitra dagang dan investor Indonesia. Perang dagang Amerika Serikat (AS) vs China adalah biang keladinya.
Lemah, letih, lesu dan lunglai atau disingkat 4L adalah gejala penyakit kekurangan sel darah merah. Bahasa kerennya adalah anemia. Anemia kini telah menjangkiti berbagai negara di dunia. Banyak negara mulai kekurangan ‘darah’ dan jadi lemas.
Beberapa raksasa ekonomi global mulai kena anemia tahun ini. Kalau para raksasa ini lesu, roda perekonomian dunia pun akan ikut berjalan melambat. Tak terkecuali Indonesia.
Beberapa raksasa ekonomi yang terserang anemia adalah Amerika Serikat (AS), China, Jepang, Jerman, Hong Kong dan Singapura.
Pertumbuhan ekonomi AS terus mencatatkan penurunan. Pada kuartal I-2019, pertumbuhan ekonomi Paman Sam mencapai 3,1% mencapai target yang selalu dibanggakan oleh Presiden AS Donald Trump. Namun melambat di kuartal II dan III menjadi 2% dan 1,9%.
Tak jauh berbeda, rival dagang AS yaitu China juga mengalami pelambatan pertumbuhan ekonomi. Perang dagang yang telah berlangsung 16 bulan terakhir akhirnya mampu menjebol tembok pertahanan China yang terkenal kokoh.
Pada kuartal I tahun ini, ekonomi Negeri Panda mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 6,4%. Namun ekonomi China tumbuh melambat di kuartal ke II-2019 di angka 6,2% dan kembali melanjutkan perlambatan di kuartal III-2019 di angka 6%.
Pertumbuhan ekonomi China ini jauh di bawah pertumbuhan ekonomi China tahunan yang dalam 30 tahun terakhir tumbuh dobel digit. Tak hanya China, daerah otonom Hong Kong juga terjangkit anemia. Gelombang demo dan kerusuhan yang terus bergulir telah membuat ekonomi Hong Kong ambruk.
Pada kuartal I ekonomi Hong Kong tumbuh 0,6%, turun menjadi 0,4% di kuartal II. Seiring dengan tensi yang semakin panas dan demonstrasi semakin ricuh, Hong Kong harus merelakan pertumbuhan ekonominya terkontraksi -2,9% pada kuartal III.
Negara kawasan Asia Tenggara yang juga mitra strategis Indonesia tak luput terserang anemia. Pada kuartal I 2019 pertumbuhan ekonomi Singapura berada di angka 3,5%, kemudian terkontraksi menjadi -2,7% pada kuartal II dan mencoba bangkit di kuartal ketiga dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,6%.
AS dan Asia telah merasakan lesunya terkena anemia, Eropa juga turut merasakan loyonya ekonomi global. Raksasa ekonomi Eropa, Jerman tumbuh 0,5% pada kuartal I-2019. Pada kuartal II-2019, ekonomi Negeri Panser ambruk -0.2%. Ekonomi Jerman mencoba kembali bangkit pada kuartal III-2019 dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,1%.
(ekonomi dunia/cnbcindonesia.com/Hillary)