RUMAH nampak, jalan tak tahu. Pribahasa itu kini tak berlaku lagi untuk kawasan hutan yang terletak di Korong Kuliek dan Salisiakan, Nagari Sungai Buluh, Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman.
Betapa tidak, kawasan itu kini menjadi hutan sosial kemasyarakatan berbasis nagari atau adat yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat Nagari Sungai Buluh. Ditanami tanaman produktif, seperti kopi, coklat, durian jengkol serta mengembangkan budidaya jamur tiram.
Agar tak ada yang dirugikan, masyarakat Nagari Sungai Buluh membagi pengelolaan hutan secara adat dan membentuk Lembaga Pengelolaan Hutan Nagari (LPHN) yang bertugas menjaga dan mengelola hutan dari tangan jahil demi mensejahterakan masyarakat.
Pantauan saya saat mengikuti kunjungan jurnalistik perhutanan bersama Dinas Kehutanan Sumatera Barat kala itu kawasan hutan yang kata masyarakat sekitar puluhan tahun lalu hanya semak-semak saja , kini berubah menajdi kawasan pengembangan ekowisata yang memiliki potensi besar.
BACA JUGA: http://sbsinews.id/danau-toba-untuk-wisata-atau-kerambah/
Selain ditumbuhi aneka rempah-rempah, hutan itu dialiri sungai yang airnya sangat jernih sehingga air tersebut menjadi sumber air yang terus dimanfaatkan Bandara International Minangkabau (BIM).
Yang lebih menarik, sungai yang terletak di kawasan seluas 19.250 hektar dan dihuni sebanyak 14.672 jiwa itu, kini dikembangkan masyarakat setempat sebagai lokasi wisata berupa pemandian, budidaya ikan larangan serta pengembangan dua lokasi air terjun bernama Air Terjun Sarasah.
Walinagari Sungai Buluh, Syahruddin mengatakan hutan nagari Sungai Buluh mendapatkan SK penetapan areal kerja dari mentri Kehutanan pada 2 Desember 2013 seluas 1336 hektare, hal positif itu ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya hak pengelolaan hutan Nagari oleh Gubernur Sumbar pada 16 Oktober 2014 seluas 787 hektare.
“Kini, hutan mulai terjaga dan ditanami tumbuhan hijau di bawah komando LPHN,” kata Syahruddin.
Pengelolaan hutan adat seutuhnya diserahkan kepada masyarakat. Pemerintah hanya bertugas mengawasi, membantu permodalan serta memantau perkembangan kelompk sadar wisata.
Ditulis Oleh: Rahmat Zikri (Federasi Media Informatika dan Grafika SBSI)