Emiten pengelola supermarket Hero dan IKEA, PT Hero Supermarket Tbk (HERO), melaporkan kenaikan rugi bersih pada semester pertama tahun ini dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Rugi bersih yang dicatatkan oleh HERO mencapai Rp 550,89 miliar pada 6 bulan awal tahun ini, meningkat 169,95% dari periode yang sama tahun sebelumnya di mana rugi perusahaan tercatat sejumlah Rp 202,08 miliar.
Meningkatnya kerugian perusahaan sejalan dengan turunnya pendapatan bersih perusahaan dari semula mencapai Rp 4,95 triliun, kini menyusut 26% menjadi hanya sebesar Rp 3,66 triliun.
Pendapatan ini terdiri dari pendapatan eceran sebesar Rp 4,12 triliun, pendapatan konsinyasi sebesar Rp 381,51 miliar dan pendapatan restoran sebesar Rp 49,13 miliar. Selanjutnya terdapat potongan rabat atau diskon sebesar Rp 640,11 miliar dan potongan konsinyasi sejumlah Rp 244,82 miliar.
Meski pendapatan turun, beban usaha HERO malah tercatat naik 12,67% menjadi Rp 1,72 triliun dari semula Rp 1,53 triliun, dengan komponen gaji dan tunjangan mengalami peningkatan menjadi Rp 757,64 miliar, sebelumnya komponen tersebut berjumlah Rp 531,81 miliar.
Peningkatan tersebut tidak sejalan dengan jumlah karyawan perusahaan terus mengalami penurunan.
Pada akhir Juni 2021 total karyawan HERO mencapai 7.248, angka ini berkurang 2.669 orang dari akhir Desember tahun lalu sebanyak 9.917 karyawan, yang juga turun dari akhir Desember 2019 sebanyak 11.075 karyawan.
Pada akhir Juni 2018 karyawan HERO tercatat mencapai 14.112 orang, yang berarti dalam 3 tahun terakhir terpangkas hampir setengahnya.
Presiden Direktur HERO, Patrik Lindvall, mengatakan bahwa buruknya kinerja perusahaan terjadi karena dampak negatif pandemi.
”
Kinerja keuangan underlying bisnis ritel Groseri PT Hero pada semester pertama terus terkena dampak negatif dikarenakan pandemi maupun restrukturisasi yang telah diumumkan. Pembatasan sosial yang ketat, larangan perjalanan domestik dan penutupan atau pemberlakuan pembatasan perdagangan yang ketat di pusat perbelanjaan/mal telah mengubah pola belanja pelanggan secara substansial,” ujar Patrik, dalam siaran persnya, Selasa (3/8).
Patrik juga kembali menegaskan bahwa gerai Giant yang ditutup akan disulap menjadi gerai IKEA atau Hero.
“Menyusul pengumuman perubahan pendekatan strategis PT Hero, perseroan bermaksud untuk mengubah beberapa toko Giant menjadi IKEA dan Hero Supermarket,” jelasnya.
“Perseroan terus melakukan diskusi aktif dengan pihak ketiga sehubungan dengan divestasi sejumlah toko dan properti yang dimiliki yang diharapkan transaksi tersebut dapat selesai pada kuartal ketiga. Pendapatan yang dihasilkan dari penjualan aset akan memberikan PT Hero pendanaan untuk mendukung inisiatif pertumbuhannya di masa depan,” kata Patrik.
Pada perdagangan sesi I (3/8) pukul 14.06 WIB di pasar modal, saham HERO tercatat stagnan di harga Rp 1.850/saham dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp 7,7 triliun.
Dalam seminggu saham ini turun 1,86%, selama sebulan terakhir naik 33,57% dan sejak awal tahun telah tumbuh hingga 122,89%.
SUMBER : CNNINDONESIA.COM