Selain Indra Rudiansyah, ternyata ada peneliti Indonesia yang ikut mengembangkan vaksin Covid-19 Astrazeneca di Oxford Univeristy, Inggris.

Dia adalah wanita muda bernama Dr Carina Citra Dewi Joe. Justru wanita peneliti ini adalah salah satu pemilik hak paten vaksin AstraZeneca bersama Sarah Gilbert.

Mereka menjadi perbincangan karena menggratiskan hak paten sehingga harga vaksin AZ menjadi sangat murah harganya.

Dr Carina Joe memimpin riset pengembangan vaksin Astrazeneca skala besar di Jenner Institute, Universitas Oxford.

Carina yang merupakan peneliti postdoctoral tergabung di Nuffield Department of Clinical Medicine.

Tugas Carina dalam riset ini adalah bisa memproduksi vaksin COVID-19 dalam skala besar dan selesai dengan waktu singkat.

Tujuannya adalah agar vaksin yang dikembangkan di Jenner Institute Oxford University ini dapat segera digunakan dalam clinical trial dan penggunaan masif.

Carina menjadi pemilik paten atas penelitiannya ini. Paten milik Carina ini menjadi salah satu dari 6 paten yg menyertai vaksin AstraZeneca.

Dengan paten penelitian Dr Carina ini vaksin AZ bisa dikembangkan, diproduksi dan didistribusikan dengan cepat ke seluruh dunia.

Carina amat senang karena kerja keras mati-matian ini membuahkan hasil. Bahkan, banyak nyawa yang berhasil diselamatkan dengan kehadiran vaksin AstraZeneca yang sudah digunakan ratusan juta penduduk dunia.

“Senangnya, karena vaksin Oxford-AstraZeneca ini sudah disetujui di 178 negara.

Dan sampai awal Juli sudah diproduksi 700 juta dosis.

Dan, saya terima statistika bahwa ada puluhan ribu nyawa diselamatkan.

Saya senang hasil kerja saya kelihatan hasilnya,” kata Carina dikutip dari obrolan bersama Dubes RI untuk Inggris Desra Percaya pada Minggu, 25 Juli 2021 lewat IG Live.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here