Sebagai aktivis,Saya mengenal Doli Yatim pada kisaran tahun 2000-an seusai reformasi (1998). Mulanya pun kerap bersinggungan di berbagai forum diskusi maupun seminar. Mungkin karena sikapnya yang terbuka dan cenderung blak-blakan itu telah menautkan perkawanan kami hingga terjalin seperti saudara sendiri.
Doli Yatim yang semakin saya kenal dan pahami bisa dikata type sosok pejuang yang gigih dan tangguh. Jauh sebelum Pemilihan Umum (Pemilu) seusai regormasi, dia menggagas Rakyat Tanpa Partai (RTP) kerena dia merasa pelaksaan Pemilu cuma sandiwara belaja dan cuma menghabiskan uang rakyat. Sebab hasilnya tidak pernah bisa seperti apa yang diidealkan. Yaitu demokratis, jujur serta bebas dan juga rahasia.
Amandemen UUD 1945 yang asli telah menjadi perhatiannya, sebab banyak penyimpangan dan kesalahan yang tidak sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan bagi bangsa dan negara Indonesia. Draf sandingan dari UUD 1945 itu — jika pun harus dilakukan — telah dia siapkan. Tidak kurang dari 600 halama telah dia susun dengan baik dan sistematis. Kayaknya pun telah banyak beresar copynya pada sejumlah kalangan.
Karena itu pula pada tahun 2008 kami menggagas buat media cetak dalam bentuk Tabloid. Cuma karena dananya kandas — sebab sumbernya murni dari kantong Doli Yatim sendiri — tak bisa berlanjut.
Ketika itu, markas RTP dan semua kegiatan serta aktivitas bisa dikendalikan dari Rumah Susun di Kawasan Cawang Jakarta Selatan. Pada saat yang sama memang usaha ekspedisi sangat sukses dan memiliki pelanggan tetap yang terus meningkat.
Setidaknya pada masa usahanya Doli Berjaya saya senakin paham sesungguhnya dia adalah pejuang yang memiliki idealisme yang tidak perlu lagi diragukan. Sampai pada penghujung usahanya yang sedabg terancam ambruk pun dia tak pernah surut memompa semangat dirinya sendiri maupun kawan-kawan aktivis lainnya.
Begitulah jalan pergerakan dia lakukan hingga menghibahkan sejumlah alat kantor untuk saya terus beraktivitas di Serikat Buruh Sejahtera Indonesia yang bermarkas di Tanah Tinggi Jakarta Pusat.
Dua meja besar terbuat dari kayu jati dan dua almari buku serta dua sofa yang dapat juga difungsikan untuk tempat tidur masih bisa dilihat infentaris dari almarhum.
Begitulah saya terperangah, saat membaca berita di WA menjelang Maqrib Selasa, 19 Januari 2021, sahabatku yang juga saudaraku itu dikabarkan telah wafat. Jadi betapa panik dan kaget, aku lupa siapa gerangan pertama yang memberitakan tadi itu kepadaku.
Sebab sejumlah sahabat dekatnya terus kukontak. Tapi justru sohib dekat almarhum membenarkan sambil terisak-isak sehingga infor lengkap yang aku perlukan tidak banyak dapat kuperoleh.
Memang sebagai aktivis sehati, almarhum pada masa hidupnya tidak pernah mau melibatkan anak dan istrinya. Hingga aku sendiri yang merasa telah menjadi sobat terdekatnya tidak pernah dapat mengenal semua anggota keluarganya. Bahkan saat merayakan pernikahan abaknya pun, tak ada undangan yang diedarkan di kalangan aktivis. Tentu saja beberapa waktu kemudian baru diketahui, maka tak ayal protes dilakukan banyak orang padanya.
Meski begitu, toh do’a terbaik telah terkiri untuk mengiring kepergiannya Shalawat pun kita sertakan sambil bergumam tulus;
Inna lillahi wa inna ilaihi roji’un.
Telah pulang ke Rachmatullah Saudara kami ; Dolli Yatim pada Selasa 19 Januari 2021 di Tangerang Selatan, Banten. Dan pada malam itu juga langsung dimakamkan dj Binong, Tangerang Selatan. Dari rumah duka : Perumahan Sari Bumi Indah Blok D 53 No. 26 Tangerang Selatan. *