Aktivis buruh Muchtar Pakpahan merupakan satu di antara sedikit tokoh yang berani mengkritik Soeharto di masa rezim Orde Baru.
Bahkan dalam disertasinya untuk meraih gelar doktor hukum di Universitas Indonesia tahun 1993, secara nyata membongkar sistem busuk politik Orde Baru.
Disertasi Muchtar Pakpahan menyorot sistem politik dan hukum, tata tertib DPR, kondisi anggota DPR, dan budaya politik yang turut serta menghambat demokratisasi.
Dua hari setelah disertasi Muchtar yang berjudul Pelaksanaan Tugas dan Hak DPR Masa Kerja 1982-1987 tersebut dia dibawa ke Badan Intelijen ABRI.
Bang Muchtar, demikian biasa dipanggi, diminta BIA untuk mengubah isi disertasi tersebut karena dianggap membahayakan keselamatan negara.
Selanjutnya pada Januari 1994, Muchtar ditahan di Semarang.
Pada Agustus 1994 dia dipenjarakan di Medan dan bebas pada Mei 1995.
Disertasi Muchtar Pakpahan itu kemudian diterbitkan jadi buku yang berjudul DPR RI Semasa Orde Baru tahun.
Tapi akibatnya, Muhctar mendekam lagi di penjara pada 1996 di LP Cipinang.
Dia keluar-masuk penjara akibat rangkaian disertasi yang selanjutnya terbit buku Potret Negara Indonesia.
Saat itu, Muchtar terancam hukuman mati karena melakukan subversi terhadap Presiden Soeharto.
Saat Muchtar di penjara, lagu-lagu perjuangan dan lagu rohani tercipta dan hingga kini masih didendangkan.
Total ada 25 lagu ciptaan Muchtar.
Pada 2003, Muchtar mendirikan Partai Buruh Sosial Demokrat (PBSD), dan ia menjadi ketua umum.
Pendirian partai itu tidak terlepas dari kekecewaannya pada teman-temannya yang duduk di DPR RI karena menyetujui outsourcing dan kontrak dimasukkan dalam UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.
Saat menjadi Ketua Umum PBSD, ia meninggalkan beberapa jabatan lainnya, yaitu sebagai Ketua Umum DPP SBSI, Governing Body ILO dan Wakil Presiden Konfederasi Buruh Sedunia.
Meninggal Dunia
Muchtar Pakpahan meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam Semanggi, Jakarta pada Minggu 21 Maret 2021 pukul 22.30.
Muchtar meninggal karena menderita kanker.
Hal itu itu disampaikan Koordinator Advokasi BPJS Watch Timboel Siregar ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (22/3/2021) pagi.
Said, Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya tokoh buruh, Muchtar Pakpahan.
“Buruh Indonesia sangat berduka cita atas meninggalnya Bang Muchtar Pakpahan,” ,kata Said dalam keterangan tertulis, Senin (22/3/2021).
Dia mengatakan Muchtar merupakan tokoh yang peduli kaum buruh dan rakyat kecil.
Baginya, Muchtar ,merupakan tokoh buruh pertama di Orde Baru yang berani mendirikan organisasi buruh secara independen
Muchtar Pakpahan lahir Bah Jambi II, Tanah Jawa, Simalungun, Sumatera Utara pada 21 Desember 1953.
Dia bersama 106 tokoh lainnya mendirikan SBSI, yang diketuainya pada 1992.
Selain Muchtar, tokoh lain yang terlibat sebagai deklarator SBSI antara lain Abdurrahman Wahid atau Gusdur, Sabam Sirait, Sukowaluyo, dan tokoh lainnya.
SUMBER : TRIBUNNEWS.COM