SEBENARNYA aku lagi sungkan berkisah di FB, sedang meratap karena masih terbilang baru ditinggal 3 orang yang kukasihi. Adikku, andalan keluarga besar kami di kampung halaman, dan 2 bereku yang cantik di Bandung.
Namun kisah dengan Bang Muchtar Pakpahan Baru bukan masalah pribadi. Ini bagian peradaban dan perubahan. Hanya secuil, dari pinggiran. Untuk mengapresiasi semangat sang tokoh pergerakan.
Pertemuanku dengan Bang MP saat dia selaku salah satu ketua DPP PIKI ditugaskan ke Bengkulu untuk mematangkan rencana pembentukan DPD PIKI Bengkulu. Pertengahan tahun 1990. Pertemuan saat itu digelar bersama aktivis gereja setempat, dan saya bersama bung Jackson Sitepu dan 2 atau tiga teman lainnya mewakili dari kalangan mahasiswa.
Forum PIKI itu justru diawali dan dihangatkan dialog tentang pergerakan mahasiswa. Diskusi kami hidup seolah sedang berada di kancah nasional. Kami bicara panjang lebar soal GMKI yg memang sedang kami cari tau tentang sepak terjangnya (kami saat itu sedang menginisiasi lahirnya GMKI di Bumi Rafflesia, Kota Bengkulu). Tak terasa perbincangan seputar gerakan mahasiswa lebih dari 1 jam hingga muncul protes dari salah satu peserta tentang arah pertemuan tsb. Segera kembali ke soal PIKI, hanya sekitar 15 menit kemudian pertemuan selesai. Hasilnya, semangat utk menghadirkan GMKI kian bergelora.
Waktu dan sejarah pun berjalan. Bang MP rajin memberi khabar. Saya pun selalu terlibat dari pinggir pinggir di SBSI, PBSD dan PBN. Mulai dari Bengkulu, Pangkalpinang, Jakarta dan Palembang.
Banyak pelajaran. Salut buatmu Bang MP. Konsisten dalam pergerakan. Hanya ajal yang menghentikanmu. Tapi semangat dan karyamu tetap menyala dan menjalar di generasimu, generasiku dan generasi setelahku.
Selamat jalan Bang MP. Tenang lah bersamaNYA.
Tirtoniadi Mandalahi Sinaga