Sempat terfikir dalam 4 tahun terakhir ini tentang kesiapan WBP saat bebas. Melihat banyaknya permasalahan saat bebas, diantaranya mereka yang belum bisa diterima dalam keluarga inti, penghidupan yang tidak dipersiapkan dll. Beban yang ditanggung WBP bebas sangt beralasan untuk menjadi pelaku beulang.
Diskusi bersama teman-teman praktisi sosial Wiend Qodrad, Is Met AkaTsuki, Lina Maulidyna Marza dkk tentang banyak hal yang mereka hadapi. Hal yang membebani LPP seperti bayi bawaan WBP juga menjadi permasalahan kekhawatiran akan tumbuh kembang balita di dalam LAPAS.
Tim pembinaan LPP menggerakan WBP untuk menjalankan ibadah shalat dan baca Quran yang tidak henti-hentinya sebagai wujud pembinaan kepribadian dalam mengemban tupoksi di LPP. Selain itu, ada beban dan rasa tanggung jawab sesama muslim untuk mendorong mereka lebih bersemangat melaksanakan ibadah selama menjalani masa pidana. Kami berkeinginan untuk memberikan perlengkapan Quran dan shalat. Walau awalnya keinginan ini tidak tau bagaimana solusinya.
Surat resmi beberapa bulan yang lalu dengan tujuan Dinsos tentang kepedulian terhadap balita direspon sangat baik oleh pihak dinsos. Saat itu hampir 20 anggota dari dinsos Aceh yg diketua oleh Kepala. Bidang penanganan Fakir miskin Bapak Mahdani Muchtar berkunjung ke LPP.
Diskusi bersama pak Kabid tentang mereka masih berlanjut sampai tercetus ide untuk memberikan perhatian kepada WBP yang akan bebas. Mereka yang akan bebas dapat digolongkan perempuan kelompok rentan ekonomi, program ini menjadi bagian tugas dinsos untuk menyalurkan berbagai hal yang dianggap perlu untuk melanjutkan perekonomian mereka.
Surat selanjutnya tentang modal usaha untuk kelanjutan hidup WBP yg akn bebas juga direspon sangat baik oleh pihak dinsos. Disela-sela itu, keinginan untuk WBP untuk mendapatkan perlengkapan shalat pun tercetus. Lagi2 pihak dinsos menyambut baik permintaan ini.
Asesment penerima modal
Bagi2 perlengkapan sholat WBP dan baby kids ank WBP,,
(Andy)